Tabanan (Antara Bali) - Upaya menghijaukan Batukaru di Kabupaten Tabanan, Bali, terus dilakukan dengan penanaman 4.000 pohon untuk menjamin ketersediaan pakan satwa langka di kawasan tersebut.
"Kami sudah tanam sekitar 5.000 pohon di Bali, 4.000 diantaranya di Batukaru sebagai komitmen untuk program konservasi hutan di Indonesia," ujar Head of Compliance adn Assurance Standard Chartered Indonesia, Chisca Mirawati di Tabanan, Senin.
Penanaman 4.000 berbagai jenis pohon dipusatkan di kawasan Desa Adat Sarinbuana, Kecematan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, yang berada di areal pegunungan hutan hujan Batukaru.
Penanaman di atas lahan seluas 6 haktare itu melibatkan masyarakat adat setempat serta didukung organisasi lingkungan hidup internasional PATT (Plant a tree Today).
Sebelumnya, kata Chisca, pihaknya telah menaman 1.000 pohon kelapa gading di kawasan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali. "Kami harapkan ke depan masyarakat sudah bisa mendapat sendiri tanaman untuk kebutuhan upacara," katanya.
Dikatakan Chisca, selain berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi lewat aktivitas bisnis utama di daerah operasinya, pihaknya juga ingin membantu kelestarian lingkungan hidup dan memberi dampak yang lebih luas ke masyarakat.
Penanaman pohon di Bali merupakan wujud komitmen disamping bentuk dukungan atas program pemerintah "one man one tree" atau satu orang satu pohon. Untuk progam penghijauan kali ini dukungan anggarannya mencapai 20 ribu dolar atau Rp20 juta.
Tampak dalam kegiatan tersebut Bendesa Adat Sarinbuana, Nyoman Sunarta dan konsultan PATT, Christian Fritz dan Norman Vant Hoff.
Ditambahkan Norman, jenis pohon yang ditanam adalah jenis yang tidak bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Sebaliknya, jenis pohon yang merupakan pakan utama berbagai jenis satwa langka seperti, monyet, landak dan lainnya. Pohon itu adalah Bunut, Beringin, Kayu He, Duku serta rambutan hutan.
Sementara Sunarta, menyatakan masyaraknya sangat mendukung program itu karena mereka mengetahui besarnya manfaat hutan bagi kehidupan manusia dan satwa lainnya.
"Warga kami mendukung penuh dan sangat berterima kasih atas bantuan bibit aneka jenis pohon," kata Kota, sapaan Sunarta.
Apalagi, ujar Kota, bantuan permohonan bibit kepada pemerintah yang diajukan sejak bulan Agustus lalu tidak kunjung diberikan sehingga begitu ada program dari Standard Chatered Indonesia, langsung direspons positif masyarakat.
Sekitar 18 orang warga setempat dilibatkan untuk progam ini mulai pembibitan, penanaman hingga pemeliharaan nanti. PIhaknya bahkan berjanji akan memelihara tanaman tersebut hingga benar-benar tumbuh selama tiga bulan.
"Masyarakat kami akan menjaga tanaman selama tiga bulan sampai benar-benar tumbuh," tandas Kota sembari menambahkan di wilayahnya terdapat 200 KK dengan 200 jiwa.
Dijelaskan Kota, sebelumnya pada tahun 1970 an kawasan itu masih lebat dan banyak berbagai jenis pohon dan satwa langka.
Namun karena terdesak kebutuhan ekonomi akhirnya warga setempat melakukan penebangan besar-besaran sehingga kini kondisi kawasan tersebut tidak kondusif lagi untuk habitat satwa langka yang dilindungi. (*)