Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di
Jakarta naik lima poin menjadi Rp13.327 per dolar AS pada Kamis pagi.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan minimnya peluang
bank sentral Amerika Serikat (the Federal Reserve) menaikkan suku bunga
acuan membuat dolar AS tertekan.
"Presiden AS Donald Trump yang makin fokus pada urusan geopolitik
di semenanjung Korea membuat pesimistis terhadap stimulus fiskalnya.
Situasi itu mengecilkan peluang kenaikan suku bunga The Fed yang
akhirnya berdampak negatif bagi dolar AS," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, ada sentimen yang terbilang positif
menyusul aktivitas di pasar Surat Utang Negara (SUN) yang meningkat dan
membuat apresiasi rupiah berlanjut.
Harapan pada pelonggaran
moneter di dalam negeri, menurut dia, juga meningkat setelah tingkat
inflasi Agustus diperkirakan rendah dan pertumbuhan penjualan ritel Juli
membaik.
Bank Indonesia mencatat indeks penjualan riil (IPR) hasil Survei
Penjualan Eceran Juni 2017 naik 6,3 persen (tahun ke tahun), lebih
tinggi dibandingkan 4,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Peningkatan
penjualan ritel terjadi pada kelompok makanan maupun nonmakanan.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan harga minyak
mentah dunia yang relatif stabil turut menjadi salah satu faktor yang
menjaga rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan menguat. (WDY)
Rupiah Jumat Menguat Menjadi Rp13.327 per Dolar AS
Kamis, 10 Agustus 2017 11:55 WIB