Negara (Antara Bali) - Pacuan kerbau makepung, yang merupakan tradisi khas Kabupaten Jembrana dan salah satu penarik wisatawan, dibuatkan sirkuit permanen oleh pemerintah kabupaten setempat.
"Semakin lama, lahan untuk sirkuit makepung yang menggunakan jalan sawah semakin sempit akibat pemukiman penduduk. Sebelum sulit mencari sirkuit untuk makepung, kami buatkan yang permanen," kata Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, saat mengecek pembuatan sirkuit makepung di Kelurahan Sangkar Agung, Selasa.
Saat meninjau sirkuit yang ditargetkan selesai tahun 2017 tersebut, ia mendapatkan laporan beberapa kendala, seperti pembebasan lahan untuk parkir, serta tempat untuk tamu VIP.
Selain dua hal tersebut, ia menekankan, pembuatan tempat untuk penonton umum, agar mereka aman, karena terkadang kerbau makepung berlari liar.
Ia berharap, setelah selesai nanti, selain untuk mempertahankan tradisi dan budaya Jembrana, gelaran makepung di sirkuit ini bisa menarik wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara.
"Dari sisi ekonomi, keberadaan sirkuit ini juga bisa membantu masyarakat lokal dengan kedatangan wisatawan," katanya.
Selain di Dusun Samblong, Kelurahan Sangkar Agung, menurutnya, sirkuit makepung juga akan dibangun di Anjungan Cerdas Jalan Nasional di Rambut Siwi, namun skalanya lebih kecil dan hanya untuk pertandingan eksebisi.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Budaya Jembrana Nengah Alit mengatakan, sirkuit tersebut memiliki panjang satu kilometer lebih dengan total anggaran Rp2 miliar.
"Pembangunan dilakukan bertahap. Tahun ini dilakukan pengolahan lahan termasuk pemadatan sirkuit dengan biaya Rp1 miliar, sementara tahun depan Rp2 miliar untuk menyelesaikannya," katanya.
Pacuan kerbau atau makepung, merupakan tradisi khas Kabupaten Jembrana, yang sudah dilakukan turun temurun, yang berawal dari luapan kegembiraan para petani usai panen padi.(GBI)
Pacuan Kerbau Makepung Jembrana Dibuatkan Sirkuit Permanen
Selasa, 22 November 2016 17:00 WIB