Gianyar (Antara Bali) - Fakultas Ilmu Pemerintahan Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Warmadewa Denpasar menggelar sosialisasi terkait dengan politik dan pemilu di Banjar Pengembungan, Desa Pejeng Kangin, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, S.T., S.H., M.Si., KPU Gianyar yang diwakili Divisi Teknis I Putu agus Tirta Suguna dan tokoh masyarakat setempat menyaksikan kegiatan tersebut, Sabtu (29/10) malam.
Dekan FISIP Universitas Warmadewa Drs. I wayan Mirta, M.Si. mengatakan bahwa sosialisasi tersebut merupakan salah satu kerja nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satunya pengabdian kepada masyarakat.
"Kami melaksanakan kegiatan sesuai dengan poin tersebut berupa sosialisasi dengan masyarakat agar nantinya mampu berkontribusi nyata," katanya.
Pihaknya memilih Desa Pejeng Kangin, khususnya Banjar Pengembungan, sebagai tempat Universitas Warmadewa mengadakan sosialisasi, kata Wayan Mirta, karena relatif banyak pemilih muda di Desa Pejeng Kangin.
Sosialisasi tersebut mengusung tema "Pendidikan Politik bagi Generasi Muda" menampilkan pembicara Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. dan Drs. I Nyoman Wiratmaja, M.Si. yang juga dosen pengajar di Fakultas Ilmu Pemerintahan Universitas Warmadewa.
Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan bahwa di Kabupaten Gianyar pada Pemilu Presiden RI 2014 masyarakat yang berpartisipasi sebanyak 80,29 persen dan pada pemilu anggota legislatif sebanyak 83,91 persen.
Data tersebut merupakan hasil dari rekapan KPU Provinsi Bali yang menyebabkan Kabupaten Gianyar berada di tingkat pertama akan kesadaran untuk memilih.
"Kalangan pemilih muda merupakan salah satu komponen anak bangsa yang menentukan kesuksesan pemilu dan menentukan suatu bangsa ke depan. Setelah mendapat pemahaman politik yang lebih baik melalui kegiatan ini, kita berharap generasi muda menjadi pemilih pemula yang cerdas, amanah, dan berkualitas," katanya.
Oleh sebab itu KPU, baik yang di pusat maupun di daerah akan terus melaksanakan sosialisasi ke pelosok desa dengan harapan nantinya dapat menjadikan pemilu yang berintegritas.
Sementara I Nyoman Wiratmaja lebih fokus menjelaskan apa itu politik praktis dan bagaimana para pemuda bisa menyikapi apakah calon pemimpin yang dipilih berkualitas atau tidak.
Karena dalam pemilu, kata dia, siapa pun yang memiliki suara terbanyak dialah yang akan menjadi pemenang.
Ia menambahkan bahwa kecenderungan dari para generasi muda yang biasanya menjadi persoalan adalah sekadar ikutan tanpa memikirkan mana yang baik menurut mereka dan mana yang tidak. (WDY)