Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, keputusan Pemerintah Australia mengeluarkan "travel advisory" ke Bali terkait munculnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri "legionella" merupakan hal yang wajar, guna melindungi warganya.
"Namun setelah saya sempat bertemu dengan pihak Kedutaan Australia dan menjelaskan hasil dari pemantauan Dinas Kesehatan Provinsi, mereka (Australia) berjanji untuk segera mencabut 'travel advisory' tersebut," ucapnya di rumah dinas "Jaya Sabha" di Denpasar, Sabtu.
Seusai pertemuan dengan bupati/walikota, tokoh agama, DPRD dan instansi terkait itu, ditegaskan bahwa Pemerintah Australia akan segera mencabut larangan warganya bepergian ke Pulau Dewata.
Dikatakan, Dinas Kesehatan Bali juga sudah mengimbau para pemilik hotel di kawasan wisata Kuta, Sanur dan Nusa Dua untuk lebih memperhatikan kebersihan guna turut mencegah penyebaran penyakit "legionella".
Dari 11 pasien penyakit akibat bakteri tersebut, sembilan orang di antaranya merupakan warga Australia, selebihnya dari Belanda dan Prancis.
Wisatawan yang terjangkit "legionella" itu tidak menetap dalam jangka waktu lama di Bali. Rata-rata mereka berlibur di Pulau Dewata dalam kurun waktu 7-10 hari sesuai masa berlaku visa kunjungan.
Sebagian besar dari mereka sudah berusia agak lanjut di atas 45 tahun, kelompok yang lebih mudah terjangkit "legionella".
Legionella adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Legionella sp, yang menyerang saluran pernapasan di paru-paru.
Bakteri Legionella pertama kali ditemukan pada Juli 1976. Penyakit legionella memiliki gejala seperti flu dan bila berlanjut bisa menyebabkan kematian.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri "legionella" itu.
"Kami sudah melakukan langkah-langkah dan mengantisipasi menyebarnya penyakit tersebut. Melalui Dinas Kesehatan sudah melakukan penelitian dan imbauan kepada hotel-hotel agar menjaga kebersihan lingkungan," katanya.
Berdasarkan hasil laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi Bali, diketahui bakteri "legionella" berkembang di tempat-tempat lembab. Seperti ruangan yang menggunakan mesin pendingin ruangan (AC) dan air kolam renang.
"Berdasarkan hasil laboratorium bakteri tersebut dapat berkembang di daerah lembab dan belum ditemukan penularannya dari manusia ke manusia," katanya.
Ia mengatakan, setelah Dinas Kesehatan turun ke lapangan, diketahui wisatawan yang terjangkit penyakit "legionella" tersebut menginapnya di satu tempat.
"Wisatawan yang terkena penyakit 'legionella' menginapnya di satu tempat. Bisa saja di hotel tersebut kebersihannya kurang terjaga," katanya.
Ditanya, di mana tempat 11 wisatawan yang terjangkit penyakit tersebut menginap, Mangku Pastika tak mau menjawab.
"Tak usah lah dijelaskan di hotel mana mereka menginap. Yang jelas kami sudah imbau semua hotel menjaga kebersihan lingkungan dan merawat peralatan AC," ucap mantan Kapolda Bali ini.(*)
Australia Janji Cabut Larangan Ke Bali Terkait "Legionella"
Sabtu, 22 Januari 2011 17:02 WIB