Jakarta (Antara Bali) - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyesalkan kasus
penyanderaan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri terulang
kembali.
"Berulang kali terjadi kejadian seperti itu? Tidak ada perubahan dan
tidak ada langkah perbaikan," kata Fadli di Gedung Nusantara III,
Senayan, Jakarta, Senin.
Fadli mengatakan seharusnya sejak awal pemerintah Indonesia
mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) dan harus ada
penjelasan terutama kepada awak kapal bahwa lintang dan bujur tertentu
tidak boleh dilewati.
Menurut dia, kalau kasus penyanderaan itu terus terjadi maka
tentunya ada sistem yang salah dan seharusnya menjadi bahan perbaikan.
"Jadi, tidak kelihatan kehadiran dari Kemenlu, karena ini menyangkut masalah melindungi tumpah darah Indonesia," ujarnya.
Politikus Partai Gerindra itu menilai penculikan WNI itu juga
menunjukkan belum berhasilnya negara melindungi segenap tumpah darahnya.
Menurut dia, kejadian tersebut membuat Indonesia malu karena dijadikan seperti mesin ATM oleh para perompak.
"Kita malu, kok bisa sekelompok gerombolan perompak saja bisa
melakukan ini terhadap rakyat Indonesia, seperti pemerintah tidak punya
kekuatan atau daya apa pun untuk melindungi warga negaranya," katanya.
Fadli mengatakan Indonesia adalah negara yang berdaulat, tapi begitu mudahnya diintervensi oleh gerombolan perompak.
Sementara itu terkait wacana pemberian tebusan, Fadli mengungkapkan
bahwa yang paling penting adalah menyelamatkan para sandera, apakah
dengan cara diplomatis atau pragmatis dengan membayar uang tebusan.
Sebelumnya, seorang WNI bernama Herman bin Manggak disandera
kelompok separatis Filipina Abu Sayyaf. Dia disandera di wiliayah
Kinabatangan, Sabah, Malaysia perbatasan Laut Filipina. (WDY)
DPR Sesalkan Penyanderaan WNI Terulang Kembali
Selasa, 9 Agustus 2016 7:43 WIB