Denpasar (Antara Bali) - Baru beberapa hari memasuki tahun 2011, sudah dua orang pasien terduga (suspect) rabies yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Kota Denpasar, meninggal dunia.
"Namun kedua korban yang terdiri seorang dewasa dan anak-anak itu, sama-sama menjalani perawatan kurang dari 24 jam dan meninggal dunia. Artinya terlambat dibawa ke rumah sakit atau dokter," kata Kepala Sub Bagian Humas RSUP Sanglah dr IGNA Putra Wibawa di Denpasar, Selasa.
Dijelaskan, kedua pasien memiliki gejala klinis layaknya penderita rabies dan saat masuk RSUP kondisinya sudah kritis. Virus penyakit anjing gila itu diduga sudah menjalar ke seluruh tubuh kedua korban.
Gejala yang terlihat saat kedua pasien masuk RSUP, katanya, di antaranya takut terhadap air atau "hydrophobia" dan juga tidak berani menatap cahaya.
Menurut Putra, kedua nyawa pasien itu tidak tertolong karena terlambat ditangani akibat kekurangpahaman masyarakat mengenai penanganan korban gigitan anjing gila.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, kedua pasien pernah digigit anjing dan hingga meninggal dunia belum pernah mendapatkan vaksin anti rabies (VAR). Akibat ketidaktahuan masyarakat itulah yang membuat kembali jatuh korban jiwa," ujarnya.
Pasien rabies yang meninggal dunia itu adalah Putu Adi Sucipta Yasa, warga Banjar Pancingan, Kusumba, Kabupaten Klungkung dan Wayan Sujana (36) asal Banjar Dinas Pelisan, Pedahan Kaja, Kubu, Kabupaten Karangasem.
Ditambah dua korban terakhir itu, sejak 2008 atau setelah kasus rabies kembali merebak, di seluruh Bali sudah 116 jiwa yang melayang.(*)
Dua Pasien Rabies Meninggal di RSUP Sanglah
Selasa, 4 Januari 2011 19:52 WIB