Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Nyoman Tirtawan meminta pemerintah provinsi dan kabupaten agar mampu menanggulangi permasalahan sampah yang selama ini menjadi sorotan publik, seperti melubernya tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Suwung, Kota Denpasar.
"Saya harapkan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota memikirkan permasalahan TPA tersebut. Harus dicarikan jalan keluar sehingga tidak sampai menjadi kekhawatiran semua pihak dan menjadi sorotan wisatawan yang berlibur di Bali," katanya di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan permasalahan sampah bila ditangani secara serius oleh semua pihak (masyarakat) dan pemerintah tidak akan seperti di TPA Suwung. Semakin hari semakin tinggi gundukan sampah tersebut.
"Kalau terus itu dibiarkan tanpa ada pemecahan permasalahan yang dihadapi, maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi bencana. Bila hujan deras bisa saja terjadi tumpukan sampah yang menggunung itu longsor," ujar politikus asal Kabupaten Buleleng.
Menurut dia, warga masyarakat harus mampu memilah sampah, baik sampah organik dan anorganik. Dengan sistem memilah tersebut diharapkan akan mengurangi pembuangan sampah ke TPA.
"Selain itu saya harapkan dengan sistem terpadu, seperti pemilahan sampah organik dan anorganik, dimana sampah organik bisa diberikan ternak sapi, sedangkan yang organik didaur ulang untuk produk barang lainnya," ujarnya.
Ditanya terkait pemindahan TPA ke bekas penambangan galian C di wilayah Karangasem? Tirtawan mengatakan langkah itu bisa saja dilakukan dalam upaya mengurangi tumpukan sampah di TPA Suwung.
"Hal tersebut perlu dibicarakan antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota, sehingga permasalahan tersebut tidak menimbulkan masalah baru. Menurut saya perlu diwacanakan untuk menimbun bekas penambangan galian C tersebut dengan sampah, kemudian dilapisan atas bisa diisi tanah baru sebagai media untuk menanam pohon," ucapnya.
Ia mengatakan bekas penambangan galian C di sejumlah wilayah Karangasem banyak dikeruk hingga cukup dalam. Dan pihak pengusaha membiarkan begitu saja tanpa ada upaya melakukan reboisasi atau penutupan bekas galiannya.
"Bila lubang bekas galian C itu ditimbun dengan sampah, khususnya sampah organik, nantinya kawasan itu akan subur, sehingga bisa direboisasi dengan tanaman pelindung. Namun semua itu perlu lagi dibicarakan lebih lanjut," katanya. (WDY)