Singaraja (Antara Bali) - Catur Desa Adat Dalem Tamblingan, Kabupaten Buleleng, Bali, mengharapkan pengelolaan Danau Tamblingan di wilayah utara Pulau Dewata dapat terintegrasi dengan pelestarian lingkungan di wilayah itu.
"Kami juga berharap kedepan kesucian Pura sebagai tempat suci di Tamblingan dapat diperhatikan dengan baik," kata tokoh adat Catur Desa Tamblingan, Jero Putu Ardana di Kota Singaraja, Sabtu.
Ia mengatakan, Tamblingan merupakan salah satu danau terbesar di Bali memiliki kontribusi strategis dalam penyediaan air di sejumlah kabupaten di Pulau Dewata.
Oleh karena itu, kata Jero Putu Ardana, semua pihak mesti memiliki komitmen bagaimana menjaga kelestarian danau tersebut, terlebih lagi, saat ini menjadi objek wisata baru di Bali Utara.
Bukan hanya itu saja, Tamblingan juga dikenal sebagai kawasan suci kuno. Tersebar puluhan Pura di sekitar danau sebagai tempat melakukan prosesi bhakti oleh empat desa yakni Desa Gobleg, Umejero, Munduk dan Gesing.
"Kami juga berharap selalu dilibatkan dalam pelestarian dan pengelolaan Danau Tamblingan karena bagaimana pun danau tersebut tidak terlepas dari sejarah dan hirearki keberadaan Catur Desa Tamblingan," papar Jero Putu Ardana.
Kedepan, Ardana mengungkapkan, pihaknya setuju jika Tamblingan dikembangkan menjadi objek wisata berbasis konservasi namun, harus tetap mengutamakan kawasan suci. "Kami setuju ada fasilitas pariwisata seperti kios dan lain sebagainya. Namun jangan sampai didirikan dekat sekali dengan Pura," ujar Jero Putu Ardana. (WDY)
Catur Desa Buleleng Harapkan Pengelolaan Tamblingan Terintegrasi
Sabtu, 18 Juni 2016 9:33 WIB