Denpasar (Antara Bali) - Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Dirjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Dwityo A Soeranto mengatakan pemerintah mendorong untuk membangun kawasan kota pusaka dalam upaya melestarikan kebudayaan Nusantara.
"Pemerintah pusat mendorong agar pemerintah daerah yang memiliki situs budaya, khususnya yang ada di perkotaan untuk merencanakan dan melestarikan warisan budaya itu diusulkan menjadi kota pusaka," kata Dwityo di sela acara lokakarya "Heritage Internasional" di Werdha Pura Sanur, Bali, Senin.
Ia mengatakan di Indonesia sedikitnya ada 14 kota yang memiliki potensi untuk menjadi kota pusaka. Oleh karena itu melalui program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) bertujuan aset warisan berharga bisa diselamatkan dan menjadi daya tarik kunjungan wisata.
"Indonesia memiliki aset warisan berharga yang tersebar di seluruh daerah. Namun perhatian untuk melestarikan masih sedikit dari pemerintah setempat, akibatnya tidak mendapat pengakuan dari PBB melalui UNESCO," ujarnya.
Dwityo Soeranto mengatakan perlindungan dan konservasi aset-aset berharga membutuhkan dukungan penuh oleh semua masyarakat, termasuk juga mempromosikan potensi aset warisan tersebut.
"Oleh karena itu, program P3KP dengan menyusun kota warisan yang ada di Indonsia di antaranya kota yang memiliki bangunan cagar budaya dengan nilai yang signifikan untuk kota," ucapnya.
Dikatakan, saat ini terdapat 45 kota yang sudah menjadi anggota P3KP dibagi menjadi empat kelompok regional di seluruh Indonesia. Ada juga beberapa warisan di Indonesia telah terdaftar sebagai warisan dunia oleh UNESCO, yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Hutan Tropis di Pulau Sumatera, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo dan sistem Subak di Bali.
"Selain itu juga ada banyak warisan yang unik dan berharga lainnya yang berpotensi dipromosikan dalam warisan dunia kepada UNESCO, sehingga nantinya berimpas pada kunjungan wisatawan ke daerah itu," katanya.
Ditanya apa sudah ada kota pustaka di Indonesia, kata Dwityo Soeranto, saat ini belum ada yang masuk menjadi kota warisan budaya. Karena itu pihaknya mendorong pemerintah daerah untuk merencanakan dan menganggarkan dalam program tersebut.
"Kami mendorong pemerintah daerah untuk melestarikan budaya menjadi kota pustaka. Bila secara infrastruktur sudah tertata sesuai dengan kreterianya, maka perlu juga data pendukungnya, seperti mengenai sejarah. Oleh karena itu dukungan dari instansi terkait juga menjadi penentu untuk sebuah program itu," ujarnya.
Dwityo Soeranto lebih lanjut mengatakan kegiatan lokakarya Heritage International bekerja sama dengan Institut Internasional untuk Studi Asia dan Leiden University. Tujuan dari acara tersebut adalah untuk mendukung kota warisan potensial di Indonesia dikembangkan secara integratif, fisik, sosial dan ekonomi sebagai calon daftar warisan dunia UNESCO.
"Agenda lokakarya mencakup berbagai isu menarik yang berkaitan dengan yang berwujud dan tidak berwujud aset warisan yang mengembangkan dan berhasil menjadi calon daftar warisan UNESCO. Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Pariwisata dan Kepala Bappeda dari 11 kabupaten dan kota di Indonesia, termasuk juga undangan instansi terkait," katanya. (WDY)
Dirjen Cipta Karya Dorong Bangun Kota Pusaka
Senin, 9 Mei 2016 15:37 WIB