Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana I Putu Artha, minta umat beragama di daerahnya membangkitkan kembali tradisi "ngejot" (mengantar makanan saat hari raya), karena belakangan tradisi tersebut melemah.
"Tradisi "ngejot" merupakan wujud nyata toleransi antar umat beragama. Saat umat merayakan salah satu hari raya, ia mengantar makanan kepada umat beragama lainnya," katanya, saat menerima Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jembrana, di Negara, Senin.
Ia mengatakan, tradisi "ngejot" sebenarnya sudah berlangsung turun temurun, dan di desa-desa saat ini masih cukup kuat, baik antar tetangga satu umat maupun dengan umat lainnya.
Menurutnya, tradisi tersebut bisa mempererat hubungan silaturahmi dan kekeluargaan, serta meningkatkan solidaritas antar umat beragama.
Secara umum ia menilai, situasi kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Jembrana saat ini kondusif, dan berharap terus dipertahankan, karena suasana yang aman dan tenteram sangat dibutuhkan untuk pembangunan.
Bagi Umat Hindu yang Rabu (9/3) melaksanakan Hari raya Nyepi, ia mengimbau, mereka memberikan contoh dengan mengikuti prosesi hari raya tersebut sebagaimana aturan agama.
Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan yang mendampingi Artha menambahkan, ke depan upaya untuk mempertahankan kerukunan antar masyarakat akan semakin berat, sehingga FKUB perlu bekerja keras mengantisipasi hal tersebut.
"FKUB harus mampu memberikan pencerahan dan pemahaman kepada masyarakat arti penting kerukunan. Sebagai lembaga yang diisi dengan seluruh tokoh agama, saya harap FKUB bisa melakukan hal itu," katanya.
Ketua FKUB Jembrana I Komang Arsana mengatakan, pihaknya selalu memberikan dukungan terhadap pembangunan, dengan cara ikut membangun mental dan spiritual umat, untuk menumbuhkan moralitas.
Menurutnya, pada tahun 2015, lembaganya sering menggelar dialog dengan tokoh agama, sementara untuk tahun 2016 akan fokus pada anak muda dan tokoh masyarakat di desa.(GBI)