Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta Pemerintah Kabupaten Badung agar menerapkan pemungutan pajak hotel dan restoran dalam jaringan (daring) atau "online" untuk mengoptimalkan pendapatan yang diperoleh.
"Menurut saya, Badung belum optimal menggali potensi yang dimiliki, untuk itu perlu ditingkatkan. Badung bisa menerapkan PHR online yang bisa meminimalisasi kebocoran karena inilah yang sering dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang kurang bertanggungjawab," kata Pastika saat menerima audiensi dari Bupati Badung dan jajarannya, di Denpasar, Senin.
Selanjutnya, ujar Pastika, uang yang dimiliki pun bisa diinvestasikan, misalnya dengan penyertaan modal pada BPD Bali dan PT Jamkrida Bali Mandara atau membeli aset hotel yang bisa dikelola sendiri, yang bisa menambah pendapatan asli daerah Badung.
Menurut dia, hal tersebut bukan tanpa alasan, investasi dalam bentuk penyertaan modal merupakan kegiatan yang pasti daripada dipergunakan untuk kegiatan yang kurang jelas manfaatnya.
"Alokasikan dana yang dimiliki untuk investasi itu lebih baik, biar tidak sia-sia hanya untuk pelaksanaan program yang `ngae-ngae` (pura-pura) yang kurang memberikan manfaat bagi masyarakat luas," ucapnya.
Pastika menambahkan, BPD Bali ataupun PT Jamkrida kedepannya akan semakin berkembang dilihat dari pemanfaatan jasa penjaminan saat ini. Ke depannya jasa penjaminan akan diarahkan kepada tender-tender proyek sehingga lebih banyak orang akan memanfaatkannya.
Mantan Kapolda Bali ini juga mengaku resah dengan fakta di lapangan karena sebagian besar investasi hotel dimiliki oleh orang luar Bali.
Oleh karena itu, dia merangkul kabupaten/kota di Bali, terutama Kabupaten Badung agar tidak terlena dengan apa yang dimiliki saat ini dan mulai memikirkan program-program yang perlu diambil ke depannya.
"Begitu pun dunia perhotelan, saat ini sebagian besar dimiliki oleh orang luar. Inilah yang mendasari saya bercita-cita agar pemprov, pemkab/pemkot ada yang bisa memiliki hotel. Nanti kita bisa arahkan semua kegiatan pemerintah di sana, tentunya akan mendongkrak PAD kita. Tidak selamanya kita jaya, mari berpikir jauh ke depan, jangan sampai terlena," katanya.
Dia menganalogikan kalau sampai terlena itu bisa seperti "kodok rebus" yang artinya terlalu nyaman dengan keadaan dan di saat sadar sudah terlambat mengetahui kalau ternyata sudah direbus.
Sementara itu, Bupati Badung Giri Prasta menyatakan harapan adanya sinergitas antara Pemprov Bali dan Pemkab Badung dalam membangun Bali dan khususnya Badung.
Terkait kegiatan-kegiatan yang saat ini sedang dilaksanakan Pemkab Badung, Giri Prasta memaparkan Badung sedang melaksanakan tahapan RPJMD. Sedangkan untuk mengetahui penting atau tidaknya program yang akan dilaksanakan, masing-masing SKPD diwajibkan memaparkan dalam bentuk presentasi dan tayangan audio visual.
Giri Prasta juga mengaku saat ini sedang mencoba mengubah tatanan yang sudah ada di jajarannya, permasalahan-permasalahan, kebocoran-kebocoran yang terjadi saat ini menurutnya akan ditanggulangi dengan "cara dokter".
"Kami sedang mencoba mengubah tatanan yang ada dengan cara dokter, yakni memeriksa, mendiagnosa, dan mengambil tindakan," katanya.
Tidak hanya itu, Giri Prasta juga berharap kemajuan pariwisata di Badung juga bisa dinikmati oleh masyarakat Bali keseluruhan. Hal ini bisa dicapai apabila segala kebutuhan yang diperlukan pariwisata Badung bisa disuplai hanya oleh masyarakat Bali tanpa perlu didatangkan dari luar. (WDY)