Surabaya (Antara Bali) - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur H Saifullah Yusuf mengaku pihaknya sudah mengantisipasi Gunung Semeru, namun ternyata Gunung Bromo yang statusnya naik dari Siaga menjadi Awas.
"Kami sudah melakukan antisipasi teknis di Semeru, ternyata Bromo yang statusnya Awas (Level IV), sedangkan Semeru masih Waspada (Level II)," katanya kepada ANTARA di sela-sela penyambutan kedatangan jamaah haji kloter 4 di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Selasa petang.
Hingga kini, Pemprov Jatim sudah mewaspadai tiga gunung yakni Semeru, Bromo, dan Kelud, namun antisipasi teknis sudah dilakukan di kawasan Semeru.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim sudah menyiapkan dana "on call" untuk ketiga gunung itu sebesar Rp2,5 miliar dan dana cadangan Rp50 miliar.
Oleh karena itu, Wagub mengimbau masyarakat di sekitar kawasan Gunung Bromo untuk turun dan mengungsi sehubungan dengan perubahan status dari "Siaga" pada Selasa pukul 08.00 WIB menjadi "Awas" pada pukul 16.30 WIB itu.
"Saya minta masyarakat Bromo untuk belajar kepada Merapi, karena itu mereka jangan menyepelekan prosedur, mereka harus taat aturan," katanya.
Dalam kaitan itu, katanya, Gubernur Jatim Soekarwo akan segera memerintahkan BPBD di Bromo untuk melakukan koordinasi dengan TNI, Polri, dan pemerintah daerah setempat.
"Paling tidak, kalau statusnya Awas, ya masyarakat harus mengungsi, apalagi selama ini sudah disiapkan beberapa titik pengungsian," katanya.
Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Bromo di Ngadisari, Cemorolawang, Probolinggo, aktivitas gempa vulkanik meningkat sejak 8 November 2010.
Sejak tanggal 8 November 2010 mulai tercatat Tremor Vulkanik dan status kegiatan Gunung Bromo meningkat terus, sehingga akhirnya dinaikkan menjadi Awas (Level IV) pada Kamis (23/11) pukul 16.30 WIB.
Gunung Bromo secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, dan memiliki tinggi puncaknya 2.329 mdpl (meter dari permukaan laut).(*)