Makassar (Antara Bali) - Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai
Golongan Karya (Golkar) 2004--2009 M. Jusuf Kalla (JK) mengatakan, kedua
kubu dalam partai berlambang beringin itu sebenarnya sudah setuju untuk
berdamai.
"Semuanya sudah. Kedua pihak sebenarnya sudah setuju," kata Kalla,
yang juga Wakil Presiden RI, di sela-sela peninjauan terminal peti kemas
Pelindo 4 di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
JK mengatakan,
dibentuknya tim transisi oleh Mahkamah Partai Golkar (MPG) bertujuan
untuk mempersatukan Golkar melalui musyawarah nasional, termasuk kubu
Aburizal Bakrie (Ical atau ARB) dan kubu Agung Laksono.
"Ical sudah tandatangan. Untuk munas kami anggap perlu tokoh senior yang netral," demikian Jusuf Kalla.
MPG yang diketuai Muladi pada Jumat memutuskan mantan Presiden RI BJ
Habibie selaku pelindung Tim Transisi Golkar, dan M. Jusuf Kalla
menjadi ketua merangkap anggota tim didampingi anggota Ginanjar
Kartasasmita, Emil Salim, Abdul Latif, Suswono Yudhohusodo, Akbar
Tandjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Theo L. Sambuaga dan
Soemarsono.
Tim transisi bertugas menetapkan kepesertaan
Musyawarah Nasional (Munas) Golkar, panitia penyelenggara munas, dan
menetapkan tanggal, bulan, serta tempat penyelenggaraan munas paling
lambat Maret 2016.
Guna mendukung terselenggaranya rekonsiliasi secara total, tim
transisi juga diberi tugas untuk menata kepengurusan dan susunan fraksi
MPR RI dan fraksi DPR RI selama masa transisi terbentuknya Dewan
Pimpinan Pusat Golkar hasil Munas 2016.
Rekonsiliasi dilakukan berdasarkan pedoman yang telah diberikan
oleh MPG melalui putusan pertama tertanggal 3 Maret 2015, yaitu pertama
menghindari prinsip pemenang mengambil semua (the winner takes all), kedua mengapresiasi kepengurusan dengan melibatkan pihak-pihak berselisih.
Ketiga, merehabilitasi individu-individu pengurus Golkar yang
dipecat selama terjadi perselisihan. Keempat, larangan membentuk partai
baru untuk menjaga eksistensi Golkar. (WDY)
Kedua Kubu Golkar Setuju Berdamai
Sabtu, 16 Januari 2016 20:34 WIB