Jakarta (Antara Bali) -- Industri farmasi nasional dan internasional akan terus menikmati pertumbuhan pendapatan dari pasar Asia Pasifik yang terus menguat.
Hal ini didorong oleh perkembangan jaminan kesehatan, akses kesehatan yang lebih baik dan peningkatan penjualan obat - obatan yang bernilai tinggi.
Di samping itu, kawasan Asia Pasifik masih rentan akan serangan wabah epidemik yang berarti peningkatan pada kebutuhan akan produk - produk seperti vaksin dan alat kesehatan lainnya.
Nilai pasar farmasi gabungan antara produk ethical dan OTC diperkirakan mengalami kenaikan dari USD 285 milyar di 2014 menjadi USD 377 milyar di tahun 2019.
Seiring dengan perkembangan yang pesat dalam industri ini, edisi ke 5 CPhI South East Asia yang akan diselenggarakan pada tanggal 6 - 8 April 2016 di Jakarta International Expo siap menjadi platform bisnis bagi para profesional industri farmasi lokal, regional dan internasional untuk memperkuat jaringan bisnis, bertukar pengalaman dan pengetahuan.
CPhI South East Asia 2016 menjadikan India sebagai Focus Country, di mana India diprediksi menjadi negara dengan kinerja terbaik di Asia Pasifik yang memiliki laju pertumbuhan majemuk tahunan sebesar 10.7% antara 2014 - 2019.
Tambahan lagi, hubungan bilateral antara Indonesia dan India diperkirakan meningkat pada masa yang sama sebesar 8.3%. Sekilas pandang mengenai proyeksi ini dipaparkan oleh Bapak Hariyanta Soetarto, Konsul Ekonomi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Mumbai pada 1 Desember yang lalu.