Jakarta (Antara Bali) - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin menilai, helikopter kepresidenan sudah layak untuk diganti.
"Helikopter jenis Super Puma yang digunakan oleh presiden selama ini
dibuat tahun 2000 dan dipakai sejak tahun 2002, jadi sudah dipakai
selama13 tahun. Menurut saya demi keamanan sudah selayaknya diganti,"
kata TB Hasanuddin dalam rilis yang diterima ANTARA News, Jakarta,
Senin.
Ia mengatakan proses pembelian helikopter kepresidenan pada prinsipnya
diajukan dan diproses oleh Sekretariat Negara setelah meminta saran dan
pendapat dari TNI AU.
"Untuk anggaran tahun 2016, Setneg setelah mendapat saran dari TNI AU
dan merencanakan membeli helikopter pengganti yang ada dengan jenis AW
101 Agusta buatan Italia," kata purnawirawan TNI AD itu.
Ia menyebutkan, helikopter ini memang cukup canggih dengan interior yang
mewah dan ruang yang lebar sehingga cukup nyaman untuk dipakai oleh
VVIP.
"Tapi harganya menurut informasi sekitar 55 juta dolar AS. Cukup mahal
bila dibandingkan dengan jenis Super Puma produk PT Dirgantara
Indonesia, yang harganya 'hanya' 35 juta dolar AS. Bila Super Puma mau
dilengkapi seperti AW 101 Agusta sesungguhnya tinggal menambah saja
seperti FLIR (forward looking infra), chaff and flare dispencer ( proteksi /anti peluru kendali), infra red jammer dan laser warning, semua
alat ini seluruhnya diperkirakan seharga 5 juta dolar. Sehingga harga
satu unit Super Puma maksimal sekitar 40 juta dolar," kata TB
Hasanuddin. (WDY)
Helikopter Kepresidenan Sudah Layak Diganti
Senin, 23 November 2015 15:11 WIB