Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, menerapkan langkah strategis dalam menjaga ketahanan pangan di daerah itu melalui kegiatan pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan petani.
"Kami juga memberi ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi kepada petani untuk memantapkan ketahanan pangan di Kabupaten Badung," kata Penjabat Bupati Badung Nyoman Harry Yudha Saka dalam acara di Balai Subak Desa Baha, Mengwi, Kamis.
Dalam puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke-35 tingkat Provinsi Bali itu dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta, Ketua DPRD Bali Adi Wiryatama, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Nyonya Ayu Pastika.
Acara itu turut dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Badung Nyonya Harry Yudha Saka, Sekab Badung Kompyang R Swandika, para pimpinan SKPD Pemprov Bali dan Pemkab Badung serta masyarakat Desa Baha.
Yudha Saka menyampaikan kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Badung masih mencukupi mengingat ketersediaan beras mencapai 35.505 ton.
"Untuk kebutuhan beras sampai bulan ini sebesar 28.317,42 ton untuk prediksi jumlah penduduk tahun 2015 sebanyak 602.700 jiwa," ujarnya.
Dari data itu, lanjut dia, terjadi kelebihan pangan berupa beras dalam tiga bulan kedepan sebanyak 6.790 ton. Hasil produksi pada sektor perkebunan sebagai substansi bahan pangan mengalami peningkatan sehingga dalam ketahanan pangan tidak akan mengalami kerawanan.
Ia menuturkan, disektor peternakan, stok daging masih aman untuk dua bulan kedepan sebanyak 8.855,77 kilogram dengan asumsi kebutuhan manusia akan protein sebanyak 58 gram per kapita per hari menurut Widya pangan dan gizi.
Dari Aspek Distribusi pangan, yang juga didukungan infrastruktur jalan yang memadai di Kabupaten Badung pendistribusian pangan dapat berjalan lancar dari pelosok desa hingga ke kota begitu juga sebaliknya.
"Aspek konsumsi dan keamanan pangan berdasarkan pementauan diperoleh data bahwa pola konsumsi keluarga di setiap kecamatan pada setiap desa dengan sasaran penduduk miskin yang menjadi sampel ternyata tidak terjadi perubahan frekuensi makan sebanyak tiga kali sehari," ujarnya.
Yudha Saka menambahkan, menyikapi dinamika pertumbuhan pembangunan yang demikian tingginya sehingga berpotensi menjadi ancaman serius terhadap berkurangnya lahan untuk memproduksi pangan akibat alih fungsi lahan.
"Salah satu terobosan serta upaya menjaga ketahanan pangan, maka guna menekan alih fungsi lahan dimaksud maka selain melakukan intensifikasi juga dengan melakukan ekstensifikasi yakni dengan mencetak lahan sawah baru dengan target 100 hektar," ujarnya.
Dalam tahun 2014 lalu, di wilayah Badung Utara telah berhasil mencetak lahan sawah baru sebanyak 25 HA. Disamping itu, saat ini telah disiapkan Peraturan Daerah tentang Lahan Pertanian Abadi. (WDY)