Badung (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja bekerjasama dengan Kementerian Ketenagakerjaan memberi pelatihan dan bantuan kepada masyarakat penyandang disabilitas di daerah itu.
"Tujuan dari kegiatan pemberdayaan tenaga kerja disabilitas ini untuk mendorong jiwa kewirausahaan yang mandiri pada tenaga kerja disabilitas agar menjadi unit ekonomi yang mandiri," kata Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Badung IB Oka Dirga di Kantor Desa Selat, Abiansemal, Badung, Selasa.
Ia mengatakan, ada tiga desa yang menjadi sasaran program tersebut yakni Desa Belok Petang, Desa Munggu Mengwi dan Desa Selat Abiansemal.
Kegiatan yang bertajuk pemberdayaan tenaga kerja disabilitas melalui bantuan sarana itu, bekerjasama dengan Direktorat Tenaga Kerja Dalam Negeri, Ditjen Binapentasker Kementerian Ketenagakerjaan.
"Kegiatan pelatihan hati ini kami awali di Desa Belok itu,diikuti sebanyak 30 orang disabilitas," ujarnya.
Menurut dia, kegiatan ini untuk meningkatkan aksesabilitas atas kesempatan kerja bagi tenaga kerja disabilitas serta menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja penyandang disabilitas disektor informal sekaligus mengurangi angka pengangguran.
Ia menambahkan, pemberdayaan penempatan tenaga kerja disabilitas ini untuk memberikan kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan bagi tenaga kerja disabilitas.
Kemudian untuk meningkatkan etos kerja dan motivasi kerja sesuai dengan konvensi PBB yang mengatur tentang pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas (cacat) atau CRPD atau "convention on the right of person with Disability".
Ketua Panitia Gede Suputra menegaskan, kegiatan pemberdayaan tenaga kerja disabilitas ini merupakan program dari pemerintah pusat yang dilaksanakan Disosnaker Badung.
"Ada tiga lokasi yang menjadi sasaran kegiatan yakni Desa Belok, Desa Munggu dan Desa Selat," ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan ini diikuti sebanyak 30 peserta dari masing-masing desa yang berlangsung selama empat hari. "Jenis pelatihan yang diberikan yakni mengukir, pangkas rambut dan menjahit," ujarnya.
Tidak hanya diberikan pelatihan, kata dia, para peserta juga diberikan sarana pelatihan seperti alat untuk mengukir, mencukur maupun mesin jahit.
Sementara instruktur berasal dari Disosnaker Badung, masyarakat praktisi usaha di bidang menjahit atau garmen, pangkas rambut dan ukir. (WDY)