Amlapura (Antara Bali) - Wilayah Candidasa termasuk dalam rencana Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Karangasem, Bali yang segera akan dicanangkan, dengan harapan mendapat dukungan dan peranserta masyarakat setempat dalam mewujudkan lingkungan laut yang lestari.
"Untuk itu warga masyarakat diharapkan berperanserta secara aktif dalam mengelola dan menentukan arah perancangan tata ruang lautnya sekaligus mendokumentasikan secara mandiri potensi dan tantangan yang akan muncul," kata I Nyoman Wage, pejabat Kepala Desa Sengkidu, Kabupaten Karangasem, Senin.
Ia mengatakan hal itu dalam Pelatihan Kelas Jurnalisme bagi warga Kawasan Candidasa yang digelar Sloka Institute, Conservation International Indonesia bekerja sama dengan AJI Denpasar.
Latihan tersebut melibatkan belasan peserta dari tiga desa yakni Sengkidu, Bugbug, dan Ngis. Peserta berasal dari berbagai latar belakang seperti peternak, ibu rumah tangga, guru, staf desa, mahasiswa, pelajar dan kelihan banjar dinas.
"Ini peluang untuk mulai mendokumentasikan desa. Hasilnya untuk kepentingan publik. Apalagi warga adalah pengelola kawasan. Walau bukan pekerjaan kita, kalau senang bisa menambah ilmu untuk memajukan daerah," ujar I Nyoman Wage.
Pria kelahiran tahun 1958 atau 57 tahun yang silam berlatarbelakang sebagai juru penerang yang bertugas menyampaikan informasi ke warga itu melilai, pelatihan jurnalisme itu sangat baik, karena ilmu yang didapat bermanfaat, namun harus ditindaklanjuti, sehingga tidak diam di tempat.
Sementara I Nyoman Dauh, pejabat Desa Bugbug menambahkan, pembuatan dan penyampaian informasi sekarang ini lebih mudah karena ada internet. "Desa menjadi jejaring Kawasan Konservasi Perairan, warga harus memberi informasi sebanyaknya mengenai kondisi daerahnya," ujarnya.
Perwakilan Dinas Kominfo Kabupaten Karangasem Putu Widiadnyana mengatakan, karya jurnalis warga ini juga bisa dimasukkan ke website Pemkab Karangasem.
Hanggar Prasetio dari Conservation International Indonesia menjelaskan, Bali masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Candidasa termasuk KSPN Tulamben.
"Ketika investor datang, masyarakat yang mengatur. Salah satunya melalui jurnalisme warga. Pemerintah bisa mengakuratkan dan pemerintah tahu dan ditindaklanjuti," katanya.
Salah satu keistimewaan kawasan Candidasa adalah tempat satu-satunya penemuan jenis Karang Jepun di Indonesia.
Warga memotret dengan ponselnya dan membuat liputan sesuai keinginan. Sejumlah topik yang dibuat adalah pengelolaan Bukit Asah di Bugbug, Pantai Pasir Putih atau Virgin Beach, kondisi nelayan saat ini di Candidasa, pengerajin anyaman ate dan kondisi abrasi pantai.
"Bukit Asah makin terkenal dan sekarang mulai diincar banyak investor," ujar Enra, salah seorang peserta dari Desa Bugbug yang menulis desanya.
Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi Bali Tahun 2009-2029 menyebut provinsi Bali adalah satu kesatuan ekosistem pulau kecil yang mencakup ruang daratan, laut dan udara.
Oleh karena itu Pulau Bali harus dikelola berdasarkan pada prinsip-prinsip Satu pulau, satu perencanaan dan pengelolaan serta kearifan lokal khas Bali seperti Nyegara Gunung dan Sad Kertih.
Salah satu tujuannya untuk mewujudkan keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah di tingkat provinsi maupun Kabupaten/kota untuk melindungi dan mencegah dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dan budaya Bali.
Salah satu imbas dari desentralisasi adalah masih buruknya koordinasi antar kabupaten/kota. Beberapa ketidakselarasan antar pemerintah daerah meliputi perizinan, pemanfaatan hingga pengawasan. (WDY)