Jakarta (Antara Bali) - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Masinton Pasaribu menyatakan permintaan maaf pemerintah kepada keluarga
Presiden RI pertama Soekarno adalah bentuk pelurusan sejarah sebagai
upaya merehabilitasi nama Sang Proklamator dari keterkaitannya dengan
Gerakan 30 September 1965/PKI.
"Kemarin Ketua Fraksi PDIP di MPR
(Ahmad Basarah) meminta merehabilitasi nama Bung Karno itu bagian
pelurusan sejarah. Pemerintah belum memberikan pelurusan bahwa selama
ini nama Bung Karno selalu dikaitkan tentang G30S/PKI dan dengan meminta
maaf itu bagian pelurusan kita," katanya di Jakarta, Selasa.
Anggota
Komisi III DPR itu mengaku tidak pernah mendorong-dorong pemerintah
meminta maaf kepada keluarga Soekarno, namun bagi PDIP harus ada bentuk
pelurusan sejarah atas nama baik Bung Karno.
"Di berbagai literatur sejarah nama Bung Karno masih dikaitkan (G30S PKI). Negara harus mengklarifikasi itu," jelas dia.
Mengenai
klarifikasi itu tidak dilakukan ketika Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarnoputri menjabat Presiden RI, Masinton menjawab, "nanti dibilang
cengeng, mentang-mentang (Megawati anak Soekarno)."
Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah membuka wacana agar pemerintah meminta maaf kepada keluarga Soekarno. Menurut
Basarah, akibat dari peristiwa G30S/PKI kekuasaan Presiden Sukarno
dicabut melalui TAP MPRS XXXIII Tahun 1967 tertanggal 12 Maret 1967
dengan tuduhan Presiden Soekarno mendukung G30S. (WDY)
Demi Sejarah Pemerintah Mesti Rehabilitasi Bung Karno
Selasa, 6 Oktober 2015 15:10 WIB