Denpasar (Antara Bali) - Ketua Koperasi Tahu dan Tempe Wilayah Kota Denpasar, Agus Man mengatakan, melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang mencapai Rp14.000 sangat mempengaruhi produksi tahu tempe sekaligus penghasilan distributor tahu tempe menurun.
"Sebelum nilai mata uang dolar melambung, biasanya dalam satu hari penghasilan koperasi bisa mencapai Rp10 juta," kata Ketua Koperasi Tahu dan Tempe Denpasar Agus Man, Kamis.
Akibat melemahnya nilai penukaran rupiah, kini penghasilan merosot sampai dengan angka Rp6 juta per hari. Harga kedelai yang tidak stabil itu menyebabkan penghasilan berkurang.
"Harga kedelai tiap harinya selalu berubah-rubah, kadang naik, kadangnya juga turun,"tutur Agus Man.
"Seiring dengan itu, permintaan pengiriman masih ramai, cuma karena harga kedelai di pasaran naik, jadi pemasukan tidak seimbang," keluh Agus Man.
Ia mengatakan, pengiriman tahu tempe ke seluruh wilayah Denpasar perharinya sekitar tiga kintal dan pengiriman tersebut selalu lancar.
"Meski dolar naik, namun tidak berpengaruh pada sisi pengiriman tahu dan tempe ke wilayah Denpasar, asal yang di lapangan mampu mengendalikan harga jual," ujar keluh Agus Man.
Ia mengharapkan agar harga kedelai di pasaran kembali normal , sehingga penghasilannya kembali seimbang. (APP)