Singaraja (Antara Bali) - Sebanyak 300 pelajar sekolah menengah atas dan kejuruan (SMA/SMK) di Kabupaten Buleleng, Bali utara mengikuti seminar tentang berinternet secara sehat di gedung Sesana Budaya, Singaraja, Kamis
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali Dr. Dadang Hermawan tampil sebagai pembicara utama dalam seminar yang mengusung tema "Remaja kreatif, sehat berinternet".
Dalam seminar sehari itu juga tampil pembicara lain yakni Pembantu Ketua (PK) I Stikom Bali I Made Adi Purwantara, ST, MT., Direktur Kerja Sama dan Pengembangan I Made Sarjana, SE, MM, serta Wakil Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti I Made Marlowe Bandem, B.Bus.
Menurut Adi Purwantara, internet merupakan kemajuan dunia teknologi, namun tekonologi itu seperti pisau bermata dua yakni sisi tajam dan yang tumpul.
"Karena itu gunakanlah sisi positif dari kemajuan teknologi informasi dan komununikasi untuk hal-hal yang positif, misalnya untuk berbisnis online. Sangat sayang kalau hanya digunakan untuk yang negatif," ujar Purwantara.
Menurut Adi Purwantara, walaupun internet memudahkan siapa saja mengakses segala informasi, namun bagi generasi muda, apalagi baru setingkat SMA/SMK sangat dianjurkan menghindari memposting hal-hal yang bakal menyulitkan diri sendiri, baik di masa kini maupun di masa akan datang.
Ia memberi contoh, foto-foto sedang minum minuman beralkohol, foto-foto pribadi atau orang lain yang tekesan seronok dan lain-lain. "Kalau adik-adik memposting seperti itu akan menyulitkan anda nanti. Karena saat lamar kerja, perusahaan yang bonafide akan melacak siapa jati diri anda sebenarnya.
"Nah di situlah ketahuan kalau anda seorang alcoholic, otomatis tidak akan lulus test. Perusahaan bonafide tidak mau memiliki karyawan yang berlatar belakang alcoholic," terang Adi Purwantara.
Sementara Dadang Hermawan mengatakan, banyak anak muda yang sukses di dunia bisnis karena menggunakan internet secara tepat.
"Seorang mahasiswi Stikom Bali kini mempunyai omzet penjualan fashion satu juta potong per tahun. Kalau keuntungannya per potong Rp10.000 maka mahasiswi ini punya penghasilan Rp 10 miliar per tahun," kata Dadang Hermawan. (WDY)