Jakarta (Antara Bali) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Dikti) Mohamad Nasir menegaskan akan segera menutup sejumlah perguruan
tinggi yang diduga "menjual" ijazah palsu sebagaimana pengaduan dari
masyarakat.
"Saya segera mencabut izin dan menutup perguruan
tinggi (PT) yang melakukan transaksi jual-beli ijazah dan mengeluarkan
ijazah palsu," kata Menristek Dikti Mohamad Nasir kepada wartawan di
Jakarta, Minggu.
Menteri Nasir mengungkapkan hal itu menyikapi pengaduan masyarakat
yang masuk ke Menteri Riset Teknologi (Kemenristek) dan Dikti. Berdasarkan pengaduan tersebut, menurut dia, ada sekitar 18
perguruan tinggi yang melakukan praktik jual-beli ijazah dan
mengeluarkan ijazah palsu.
Ke-18 perguruan tinggi tersebut terdapat di wilayah Jabodetabek dan
di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Salah satu perguruan tinggi dimaksud
termasuk sebuah perguruan tinggi di Bekasi. Perguruan Tinggi tersebut memberikan ijazah sarjana strata 1 (S1)
kepada penerimanya yang tidak mengikuti proses perkuliahan. Pihak
pengadu melaporkan bahwa mahasiswa hanya mengikuti kuliah setahun dua
tahun sudah bisa memperoleh ijazah S1 dengan membayar sejumlah uang.
Selain perguruan tinggi tersebut, berdasarkan pengaduan, ada
beberapa perguruan tinggi di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok
dan Bekasi (Jabodetabek) yang mengeluarkan ijazah palsu S1. "Ijazah
palsu adalah ijazah yang diberikan kepada para lulusannya tanpa perlu
mengikuti proses perkuliahan yang lazim," ujar Menteri Nasir tanpa
menyebut nama perguruan tinggi yang dimaksud karena sedang diinvestigasi
oleh tim dari Kemenristek Dikti.
Sementara di Kupang, berdasarkan pengaduan, ijazah S1 para lulusan
sebuah universitas tidak diakui. Hal ini terjadi karena ijazah sarjana
S1 tersebut ditandatangani oleh rektor yang gelar doktornya dinilai
tidak sah.
Rektor salah satu universitas di Kupang mengaku memperoleh gelar
doktor (S3) dari Berkeley University di Jakarta, yang merupakan cabang
dari Amerika Serikat (AS). Sementara yang di AS dikenal dengan nama
University of California, Berkeley. Setelah diteliti, universitas
tersebut (Berkeley University cabang Jakarta) pun ternyata tidak pernah
ada di Jakarta. (WDY)
Menristek Segera Tutup Perguruan Tinggi Jual Ijazah
Senin, 18 Mei 2015 7:30 WIB