Jakarta (Antara Bali) - Grup musik punk rock asal Bali "Superman Is
Dead" mengomentari ancaman pemerintah Australia memboikot kunjungan
wisata ke Bali terkait eksekusi mati dua gembong narkoba "Bali Nine";
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
SID yang digawangi Bobby Kool, Eka Rock, dan Jerinx dalam akun resmi
Twitternya menyebutkan, "sebagai masyarakat Bali, kami tidak punya
kecenderungan rasis terhadap siapa pun. Sama sekali tidak. Namun menurut
kami ide orang Australia yang akan memboikot Bali karena hukuman mati
dua penyelundup narkota asal Australia yang diterima di tanah Indonesia,
adalah sikap yang berlebihan."
Akun Twitter @SID_official itu melanjutkan "ok, kami paham jika
Australia meminta keringanan hukuman, tapi mengancam memboikot Bali?"
SID menuturkan keheranannya bagaimana Australia bisa berpikir Bali tak akan mampu bertahan tanpa turis dari negaranya.
"Yang ada malah kebalikannya,orang Australia yang tidak bisa hidup tanpa
Bali. Di mana lagi mereka bisa pergi ke tempat yang begitu murah, dekat
dan penuh dengan senyum ramah?" Tulis Jerinx dan kawan-kawan.
SID menganggap pemerintah Australia sama sekali tak menyadari dengan
kenyataan bahwa kebanyakan orang Bali sebenarnya muak melihat cara
beberapa turis Australia yang tidak menghargai warga lokal dan
kebudayaan Bali.
"Mereka pikir dirinya raja dan semua bisa dibeli dengan dollar.
Hal itulah yg membuat mereka terlalu percaya diri dan menganggap hukum
di Indonesia bisa dibengkokkan hanya dengan ancaman boikot Bali," tulis
cuitan SID.
"Yg perlu dan HARUS mereka ketahui, kelakuan sebagian
warga mereka di Bali sangat meresahkan dan Bali tidak perlu turis-turis
sampah seperti itu! Kami WNI ketika bertamu ke negara kalian, selalu
mematuhi segala hukum yg berlaku di sana. Dan kalian juga seharusnya
melakukan hal yg sama ketika bertamu ke Bali. Bali tidak butuh sampah!
Tidak ada negara yg butuh sampah. RESPECT! THATS WHAT WE ALL NEED!,"
tulis SID. (WDY)
Superman is Dead Komentari "Boikot" Wisata oleh Australia
Senin, 16 Februari 2015 17:48 WIB