Bangli (Antara Bali) - Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bangli mendesak pemerintah untuk lebih mempromosikan kawasan wisata Kintamani, Bali.
"Kami harapkan pemerintah dapat meningkatkan promosi kepariwisataan di kawasan wisata Kintamani yang kini dirasakan semakin sepi," kata Ketua BPC PHRI Bangli I Ketut Putranata, di Bangli, Rabu.
Ia mengatakan, kawasan Kintamani menawarkan sejuta panorama yang tidak kalah dengan objek di daerah lainnya. "Meski tak punya laut, Bangli mempunyai danau yang cukup luas," jelasnya.
Ketut Putranata menyebutkan, di kawasan wisata Kintamani para wisatawan juga bisa melihat indahnya matahari terbit seperti di objek wisata Gunung Bromo, serta sejuknya udara seperti di Malang, Jawa Timur.
Bukan hanya promosi, kata Putranata, kawasan wisata di Kintamani juga terlihat karut marut, karena banyak bangunan liar tidak tertata.
"Pembangunan di timur jalan selama ini nyaris tidak terkontrol. Sebagai dampaknya, pemandangan ke alam bebas dengan hamparan biru Danau Batur menjadi tertutup," ucapnya.
Sejalan dengan tidak tertibnya aturan, lanjut dia, telah membuat pengusaha yang taat ketentuan menjadi cemburu dan "merana".
Sementara itu, kata dia, sebagai langkah awal mempromosikan kawasan wisata Kintamani, Bupati Bangli I Made Gianyar berencana mengadakan Festifal Danau Batur (FDB) pada tahun 2011.
"Untuk menata kawasan wisata Kintamani khususnya dan Kabupaten Bangli pada umumnya, kami akan menggelar Festifal Danau Batur," kata bupati.
Ia mengatakan, festival ini nantinya diharapkan bisa menggaet kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli. "Ini juga merupakan bagian dari upaya Pemkab Bangli untuk memulihkan citra pariwisata di Kintamani," jelasnya.
Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Bangli Made Mahendra Putra menimpali, untuk menata pariwisata Kintamani yang selama ini tampak lesu, tidaklah gampang.
Penataan itu mesti dilakukan secara bertahap, kata dia, paling pertama dilakukan pemerintah adalah merelokasi pedagang asongan ke tempat yang lebih layak, sehingga tidak mengganggu wisatawan.
"Untuk memudahkan pengawasan, pedangan asongan harus diberi ID card dan juga pakaian seragam," ujarnya.
Sementara seorang warga Desa Kedisan, Kintamani, I Wayan Suarembawa berharap pemerintah dapat membuat pasar seni di kawasan wisata Kintamani.
"Para perajin handal dari bahan bambu banyak berasal dari Kabupaten Bangli. Karenanya, sangat penting untuk disediakan pasar seni," ucapnya menjelaskan.(*)