Denpasar (Antara Bali) - Ketua Komisi I DPRD Bali Ketut Tama Tenaya mempertanyakan alat pemindai (X-Ray) yang ditempatkan di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana tidak berfungsi optimal.
"Kami ingin melihat langsung alat pemindai yang ditempatkan di Pelabuhan Gilimanuk tersebut, mengapa tidak bisa berfungsi secara maksimal, padahal bahaya ancaman bisa datang setiap saat. Tapi jika setiap kendaraan dilakukan pemeriksaan dengan alat X-Ray secara berkesinambungan, maka ancaman tersebut bisa dideteksi secara dini," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan alat pemindai canggih yang bernilai puluhan miliar rupiah tersebut tidak digunakan secara keberkelanjutan, maka keberadaan alatnya menjadi mubazir.
"Padahal Pemerintah Provinsi Bali membeli alat canggih itu dalam upaya mencegah kejadian yang tidak kita inginkan. Seperti kasus Bom Bali tersebut," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya dan anggota lain pada Rabu (4/2) berencana melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Pelabuhan Gilimanuk dengan tujuan utama adalah melihat kondisi alat pemintai itu.
"Saya berencana melihat langsung kondisi dari alat X-Ray itu. Memang yang mengoperasikan adalah dari Kepolisian. Dan alat tersebut dari spesifikasinya untuk mobiling," katanya.
Menurut politikus asal Kelurahan Tanjung Benoa (Badung), aset pemerintah provinsi harus tetap diamankan, salah satunya adalah alat pemindai yang dibeli dari dana APBD Bali.
"Karena itu kami akan ke sana melihat secara langsung teknis pemakaiannya. Sebab saya mendengar informasi dari masyarakat, alat tersebut tidak pernah difungsikan. Hal ini juga kami tanyakan kepada pihak yang diberi hak mengelola," katanya. (WDY)