Davos (Antara Bali) - Citra Indonesia makin positif di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) yang berlangsung sejak 21 sampai 24 Januari 2015 di Davos, Swiss.
"Dalam beberapa diskusi, Indonesia masuk dalam daftar positif," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan A Djalil di sela-sela kegiatan WEF di Davos, Kamis.
Ia mengatakan berbagai kebijakan terutama di bidang reformasi birokrasi dan perbaikan iklim investasi mendapat sambutan dari para pelaku bisnis global yang hadir di ajang tahunan para CEO dunia itu.
"Saya melihat pesan Presiden Joko Widodo tentang perbaikan iklim investasi di Indonesia sudah tersebar luas," kata Sofyan yang baru pertama kali hadir di ajang WEF.
Hal itu terbukti banyak para pemimpin bisnis global yang hadir di forum tersebut ingin bertemu perwakilan pemerintah Indonesia yang hadir pada WEF tahun ini.
Sofyan mengakui sejumlah pemimpin bisnis global, terutama di bidang minyak dan gas, ingin bertemu dirinya. Namun hanya beberapa yang bisa dipenuhi antara lain dengan pemimpin Rio Tinto, Newmonth, dan komunitas industri primer.
Pada WEF ke-45 tersebut, selain Sofyan Djalil yang hadir sebagai perwakilan pemerintah Indonesia, datang juga Menteri Perdagangan Rachmat Gobel setelah kunjungan kerjanya di Jepang.
Sama halnya dengan Sofyan, Rachmat Gobel juga memanfaatkan ajang WEF untuk melakukan pertemuan dengan pelaku bisnis global maupun bilateral, antara lain dengan Uni Eropa, US Trade Representative, dan Swiss, serta Standar Chartered.
"Banyak CEO yang ingin bertemu dengan Pak Rachmat Gobel, namun karena keterbatasan waktu dibatalkan," kata Staf Khusus Menteri Bidang Kerja sama Perdagangan Internasional, Gusmardi Bustami.
Ia juga mengakui para investor global mulai kembali melirik Indonesia untuk melakukan investasi, seiring dengan komitmen pemerintahan Presiden Jokowi untuk melakukan perbaikan iklim investasi, membangun infrastruktur, dan reformasi birokrasi.
"Banyak (investor) yang ingin tahu
kebijakan Presiden Jokowi," ujar Gusmardi. Apalagi pemerintah Indonesia. juga membutuhkan sektor swasta untuk melakukan pembangunan, di tengah anggaran pemerintah yang terbatas.
Ketertarikan investor global pada Indonesia juga terlihat dari akan kembali digelarnya Forum Ekonomi Dunia Asia Timur (WEF-EA) di Nusa Dua, Bali, pada April 2015. (WDY)