Denpasar (Antara Bali) - Gabungan organisasi masyarakat pemuda di Bali menggelar unjuk rasa di depan gedung DPRD Bali, Kamis, dan meminta pemerintah Indonesia bersikap lebih tegas menghadapi masalah perbatasan dengan Malaysia.
Mereka yang menamakan diri Pemuda Bali Bersatu (PBB) itu menuntut pemerintah Indonesia mengambil langkah diplomasi yang lebih keras menghadapi sikap Malaysia yang seperti saat ini.
"Kami menyayangkan langkah diplomasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kami meminta agar kita angkat senjata saja melawan arogansi Malaysia," kata Petrus Analalo, koordinator lapangan aksi saat berorasi.
Massa pemuda yang terdiri dari DPD KNPI Bali, GAMKI Bali, Kosgoro dan KMHDI Bali itu menyebut Negara Malaysia itu sebagai negara serumpun yang tak bersahabat.
Ketua DPD KNPI Bali Putu Gede Indriawan Karna mengatakan, sejak dulu Indonesia tak pernah menang ketika melakukan negosiasi dengan Malaysia.
Buktinya, Pulau Sipadan dan Ligitan harus lepas ke negara bekas jajahan Inggris tersebut, karena lemahnya diplomasi Indonesia.
"Kita selalu babak belur dengan Malaysia. Untuk itu, kami meminta agar langkah diplomasi yang ditempuh bukan lagi sebatas negosiasi, tetapi harus lebih keras dari itu," ucap Indriawan Karna.
Sekitar satu jam berorasi, akhirnya mereka ditemui perwakilan DPRD Bali, yaitu Nyoman Sugawa Korry, I Gusti Putu Widjera dan Nyoman Partha.
Sugawa Korry yang diberi kesempatan pertama menyampaikan pandangannya mengaku setuju dengan aspirasi yang dibawa oleh para demonstran.
Menurut Sugawa Korry yang juga mantan Ketua KNPI Bali itu, perang merupakan kelanjutan dari diplomasi dengan cara lain.
"Langkah yang diambil Presiden SBY sudah cukup tepat. Tetapi, kalau ini tak berhasil, baru kita pikirkan diplomasi lain yang lebih keras," kata politisi Partai Golkar.
Senada dengan Sugawa Korry, Widjera mengatakan, apa yang ditempuh saat ini sudah sesuai dengan tahapan diplomasi.
"Dalam diplomasi tersebut harus keras. Jangan lagi argumentasi yang lemah, pokoknya lawan dan hadapi mereka," ujarnya dengan semangat.
Sementara itu, nada keras datang dari kader PDI Perjuangan Nyoman Partha mengatakan, dirinya takut kalau bangsa ini mengalami kelupaan sejarah.
Dikatakan, Bangsa Indonesia dibangun di atas tetetasan darah para pejuang yang tidak lain adalah pemuda yang gagah berani.
"Seharusnya harga diri kita terusik terkait sikap Malaysia. Kalau diplomasi tak cukup, kita siap angkat senjata dengan dukungan pemuda," pekik Partha yang langsung disambut teriakan "merdeka" dari para demonstran.
Para demonstran juga sempat mengajak wakil rakyat yang menemui mereka untuk menghormati sejenak bendera Merah Putih.
Seusai membacakan pernyataan sikapnya, massa yang berjumlah sekitar 50-an orang itu akhirnya membubarkan diri dengan tertib.(*)