Washington (Antara Bali) - Dataran Tinggi Tibet, daerah hunian
keras Asia yang dijuluki "atap dunia", tidak terlihat sebagai tempat
tinggal ideal dengan ketinggian yang ekstrim, angin yang tiada henti dan
oksigen rendah.
Orang-orang baru berhasil berkoloni di daratan
terpencil ini hanya setelah mereka menemukan cara menghidupi diri
sepanjang tahun dengan tanaman tahan dingin seperti barley yang dibawa
ke kawasan itu dari tempat jauh, kata para ilmuwan pada Kamis (20/11).
Para
peneliti menggambarkan 53 situs arkeologi di provinsi Qinghai di barat
laut Tiongkok tempat mereka menemukan sisa-sisa struktur pedesaan,
tungku, tembikar, tulang hewan, biji-bijian serealia dan bukti lain
hunian manusia pada ketinggian sekitar 1.700 sampai 3.400 meter di atas
permukaan laut.
Mereka menemukan tanda-tanda keberadaan manusia pada Zaman Es setidaknya 20.000 tahun lalu.
Ada
permukiman pada ketinggian yang lebih rendah sekitar 5.200 tahun lalu,
utamanya di lembah bagian atas Sungai Kuning, dengan penduduk hidup
bergantung pada millet, tanaman pangan sejenis padi-padian yang sensitif dingin dan tidak cocok dengan ketinggian lebih tinggi.
Permukiman
permanen dengan pertanian dan ternak dibangun sekitar 3.600 tahun lalu
pada ketinggian sekitar 3.000 meter setelah barley--tanaman pangan
sejenis gandum-- diperkenalkan ke kawasan itu.
"Mereka bisa jadi
merupakan permukiman awal di dunia yang bisa bertahan pada ketinggian
itu," kata arkeolog Martin Jones dari University of Cambridge, salah
satu peneliti, seperti dilansir kantor berita Reuters.
Tidak seperti millet, barley berbunga bahkan dalam kondisi ketinggian Dataran Tinggi Tibet.
"Karena
barley tahan beku dan toleran terhadap dingin, dia tumbuh sangat baik
di Dataran Tinggi Tibet bahkan sampai sekarang. Oleh karena itu,
pertanian barley bisa menyediakan cukup makanan bahkan selama musim
dingin," kata arkeolog Dongju Zhang dari Lanzhou University, peneliti
yang lain.
Barley merupakan tanaman pangan utama dataran tinggi,
gandum juga bisa tumbuh bagus. Keduanya bukan tanaman pangan asli di
kawasan itu.
Menurut hasil riset yang disiarkan di jurnal
Science, tanaman-tanaman itu didomestikasi di daerah yang disebut daerah
Bulan Sabit Subur, Timur Dekat Kuno, ribuan tahun sebelumnya dan
diperkenalkan ke area itu sekitar 4.000 tahun lalu.
Ternak juga
penting untuk mempertahankan permukiman. Para peneliti mengatakan domba
domestikasi tiba pada saat hampir bersamaan dengan barley dan gandum.
Jones
mengatakan orang-orang ini tidak hanya mampu menaklukkan ketinggian
ekstrim dengan mengembangbiakkan ternak dan menanam tanaman pangan, tapi
mereka juga memperluas permukiman ke tempat yang lebih tinggi, dan
lebih dingin. (WDY)
Orang Tibet Kuno Bertahan Hidup dengan Barley
Jumat, 21 November 2014 14:39 WIB