Jakarta (Antara Bali) - Vespa Sprint 150 3V ie yang dibawa Piaggio masuk
Indonesia Juni 2014 merupakan pembaruan dari varian legendaris yang
pernah diproduksi dalam tahun 1965 hingga 1976 silam.
Berbeda dengan leluhurnya, Sprint kali ini menggunakan transmisi otomatis.
Pada
saat peluncurannya, Direktur Pengelola PT Piaggio Indonesia Marco Noto
La Diega menyebutkan bahwa Sprint diwakili oleh tiga karakter yakni
muda, sporty, dan maskulin.
Kesan pertama yang didapatkan
ANTARA News saat berkesempatan menjajal Sprint terbaru ialah badan
skuter yang tinggi, bahkan pengendara bertinggi badan 170 cm tidak bisa
menjejakkan kakinya dengan sempurna di tanah kala duduk di jok Sprint.
Namun ruang kaki yang luas membuat pengendara berada dalam posisi yang cukup nyaman kala memacu Sprint.
Desain sporty
dan nuansa retro khas skuter produksi pabrikan Italia itu tetap melekat
di model pembaruan mereka dengan lampu segi empat serta tampilan cukup
lengkap di speedometer yang menggunakan perpaduan model analog dan digital.
Bagi
pengendara sepeda motor yang belum terbiasa menggunakan Vespa,
sebaiknya lebih berhati-hati, karena stang kemudi Sprint sangat stabil
bahkan cenderung berat untuk dibawa menikung tanpa mencondongkan badan
motor secara keseluruhan.
Pun demikian dengan kendaraan yang
dibekali mesin silinder tunggal dengan kapasitas 154,88 cc berdaya
hingga 11,7 hp pada putaran 7.500 rpm serta torsi maksimum hingga 12 Nm
pada putaran 5.000 rpm ini, selayaknya namanya, Sprint, bisa melaju
cepat di trek lurus dan jalanan kosong.
Namun untuk kondisi
jalanan seperti Jakarta, sebaiknya pengendara lebih berhati-hati karena
spionnya yang lebar memerlukan kelincahan pengendara saat menembus celah
sempit di antara mobil-mobil kala terjebak kemacetan.
Berboncengan baiknya pasang aksesoris tambahan
Sprint agaknya didesain sebagai skutik yang digunakan untuk berkendara keliling kota dengan santai dan sendirian.
Pasalnya,
dalam beberapa kesempatan saat ANTARA News mengajak beberapa orang
untuk berboncengan, baik yang berbadan kurus, gemuk, maupun tinggi,
semua mengaku kurang nyaman dibonceng menggunakan Sprint.
Kendala
utama yang mereka keluhkan adalah pijakan kaki bagi pengendara belakang
yang hanya disediakan dalam sisa tempat panel ruang kaki pengendara.
Kemudian,
meskipun pembonceng memiliki tinggi badan di atas 180 cm, kakinya
ternyata masih terhadang oleh bodi skutik yang menggembung di bagian
roda belakang, khas Vespa.
Jok yang dianggap terlalu lebar juga membuat para pembonceng kurang merasakan nyamannya dibawa berkeliling menggunakan Sprint.
Selain
itu, pegangan besi yang hanya tersedia di samping kurang memberikan
jaminan rasa aman bagi pembonceng apabila pengemudi menarik gas atau
melakukan pengereman.
Jalan keluar terbaik adalah pemilik
sebaiknya menginstalasi aksesoris tambahan berupa sandaran penumpang
atau box tambahan--yang juga dipasarkan Piaggio--, agar lebih memberi
rasa nyaman.
Berikut spesifikasi lengkap skutik yang saat diluncurkan Juni lalu dengan harga Rp32,75 juta itu:
Mesin: LEm 3 single cylinder, 4 strokes, 3 valves
Pengapian: Injeksi elektronik
Kapasitas mesin: 154,8 cc
Daya maksimal: 8.7 kW/ 7,500 rpm
Torsi maksimal: 12 Nm/ 5,000 rpm
Sistem Pendinginan: Forced Air
Transmisi: Otomatis CVT (Continuous Variable Transmission)
Suspensi depan: Lengan tunggal berpegas helikal serta peredam kejut tunggal hidrolik
Suspensi belakang: Peredam kejut tunggal dengan 4 tingkatan pengaturan
Rem depan: Cakram 200 mm
Rem belakang Cakram 140 mm
Ban depan: Tubeless 110/70 – 12â€
Ban belakang: Tubeless 120/70 – 12â€
Dimensi: 1.863 mm/695 mm
Jarak sumbu roda: 1,334 mm
Ketinggian jok: 790 mm
Kapasitas BBM: 8.5 L + - 0.5 L
Standar Emisi: Euro 3.
(MFD)
Vespa Sprint 150 3V ie Pembaruan dari Edisi 1965-1976
Minggu, 16 November 2014 11:03 WIB