Brisbane, Australia (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menegaskan pemerintahannya tidak khawatir mengeluarkan kebijakan yang tidak populer sepanjang hal itu benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, termasuk salah satunya rencana pengurangan subsidi bahan bakar minyak.
"Masalah subsidi BBM, ini juga masalah. selama lima tahun anggaran untuk subsidi Rp714 triliun, yang untuk kesehatan Rp220 triliun untuk infrastrukur Rp570 triliun, masa kesehatan rendah, infrastruktur rendah. Mau kita teruskan? Nggak bisa, kalau saya subsidi BBM, ke irigasi buat petani, benih pupuk untuk petani yang petani, kapal untuk nelayan, pendingin (ikan-red) untuk nelayan, mesin kapal untuk nelayan, saya ngerti dan kebutuhan mereka tidak dilayani dengan baik. Kalau bensin untuk yang punya mobil, tapi belum dialihkan sudah demo. Kalau penjelasan kita benar, masyarakat bisa menerima," kata Presiden di Brisbane, Jumat (14/11) malam, saat bertemu dengan masyarakat Indonesia yang berada di Australia.
Presiden mengatakan meski ada bertanya apakah tidak khawatir popularitas akan turun, namun tidak khawatir bila hal tersebut terjadi.
"Manajeman anggaran seperti apa? (ada yang bertanya-red) popularitas bapak turun, popularitas turun (karena kebijakan-red) BBM ya itu resiko. Masa pemimpin inginnya populer terus, kalau untuk kebaikan?" katanya.
Ditambahkannya,"tapi kepentingan rakyat itu harus dilakukan. (daripada anggaran-red) dibakar setiap hari, dengan perencanaan anggaran Rp433 triliun untuk subsidi setahun yang tadi saya nggak bisa menerima hal-hal itu. Bangsa kita harus jadi bangsa yang hemat dan anggaran itu harus tepat sasaran."
Presiden mengatakan bila satu tahun tersedia anggaran Rp433 triliun sementara untuk membangun waduk diperlukan Rp400 miliar maka bisa dibangun 1.000 waduk. Sementara anggaran membuat jaringan rel di Sumatera, Papua, Kalimantan Rp360 triliun.
"Bayangkan, kalau saya ingin kita transfer (uang-red) yang belum sejahtera, cash, 0,34 persen gapnya semakin tinggi, tapi harus tepat sasaran. Dengan banking system. Masih ke rw dan ke rt, pakai banking system, udah ke bank ngambil ke bank, nanti ditabung bisa dipakai untuk beli sapi, bisa buat kambing produktif, beli ayam dipelihara yang baik, kalau diberikan cash jadinya (hanya-red) handphone sama pulsa," kata Presiden. (WDY)
Presiden Tak Khawatir Keluarkan Kebijakan Tak Populer
Sabtu, 15 November 2014 7:06 WIB