Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo menunjuk Prof Dr Bambang
Brodjonegoro sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja periode
2014-2019 pada pengumuman resmi di Istana Merdeka Jakarta, Minggu.
"Pak Bambang ini merupakan ekonom yang menguasai desentralisasi
fiskal," kata Presiden saat membacakan profil singkat Bambang
Brodjonegoro pada pengumuman resmi Kabinet Kerja yang berjumlah 34
menteri ini.
Sinyal terpilihnya Bambang untuk menggantikan posisi yang
ditinggalkan Chatib Basri terlihat setelah dirinya dipanggil ke Istana
pada Senin (22/10). Waktu itu, ia tidak memberikan jawaban jelas
mengenai kehadirannya di Istana.
Namun, Bambang memberikan jawaban apa yang menjadi pembahasan dengan
Presiden Joko Widodo, dan hal ini kemungkinan menjadi salah satu
Pekerjaan Rumah pertama Bambang setelah dilantik menjadi Menteri
Keuangan pada Senin (27/10).
"Pokoknya membahas APBN, apakah sampai akhir tahun APBN kita aman,
tidak lewat defisitnya. Antisipasi 2015, bagaimana meningkatkan
penerimaan, melakukan penghematan belanja dan sebagainya," kata mantan
Wakil Menteri Keuangan II ini.
Pria yang memiliki keahlian dalam bidang ilmu ekonomi regional,
desentralisasi fiskal, keuangan negara, ekonomi pembangunan, ekonomi
perkotaan dan transportasi serta analisis pengambilan keputusan dianggap
layak untuk menempati jabatan strategis ini.
Bambang Brodjonegoro lahir di Jakarta pada 3 Oktober 1966, merupakan
alumnus FE UI jurusan Studi Pembangunan pada 1990 serta memperoleh
gelar Master (M.Sc) pada 1995 untuk jurusan Urban Planning dan Doktor
(Ph.D) pada 1997 untuk jurusan Regional Science dari University of
Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat.
Mahasiswa berprestasi UI pada 1989 ini telah menerbitkan beberapa
karya tulis diantaranya buku yang diterbitkan oleh The Institute of
Southeast Asian Studies (ISEAS) Singapura dan oleh Edward Elgar,
Inggris. Selain itu, artikel yang muncul dalam beberapa jurnal
internasional, antara lain di Hitotsubashi Journal of Economics.
Bambang juga aktif mempresentasikan makalahnya pada berbagai seminar
internasional seperti International Workshop on Intergovernmental
Transfers Including Health and Education Finance di Korea dan pada The
UN Conference for MDGs di Australia.
Pria penggemar bulutangkis dan sepakbola ini sempat menjadi visiting
fellow di Australian National University dan Hitotsubashi University
serta mendapatkan ISEAS-World Bank Research Fellowship Award dan
Eisenhower Fellowship untuk mendalami masalah desentralisasi di Amerika
Serikat.
Putra bungsu mantan rektor UI Soemantri Brodjonegoro ini sempat
menjadi dekan termuda di almamaternya, FE-UI untuk periode 2005-2009,
serta menjadi Director General Islamic Research and Training Institute,
Islamic Development Bank (IDB) hingga tahun 2011.
Karir Bambang di pemerintahan bermula ketika ditunjuk oleh Menteri
Keuangan Agus Martowardojo sebagai Pelaksana tugas Kepala Badan
Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan sejak 21 Januari 2011,
menempati posisi yang ditinggalkan Anggito Abimanyu.
Bambang kemudian dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi
Wakil Menteri Keuangan II pada 1 Oktober 2013, mengisi tempat Mahendra
Siregar, yang terpilih untuk mengisi jabatan sebagai Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Pada 13 Oktober 2014, Bambang menerima anugerah Bintang Mahaputra
Utama dari Presiden, yang diberikan sebagai penghargaan atas jasa-jasa
yang luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan,
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan negara.(WDY)
Presiden Tunjuk Bambang Brodjonegoro sebagai Menkeu
Minggu, 26 Oktober 2014 19:50 WIB