Boyolali (Antara Bali) - Ribuan warga lereng Merapi mengikuti upacara
tradisional sedekah gunung dengan melabuhkan kepala kerbau yang
dilaksanakan setiap malam 1 Sura (kalender Jawa) di Joglo Merapi Desa
Lencoh, Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu dini hari.
Upacara tradisional agenda tahunan tersebut sudah menjadi keyakinan
warga lereng Merapi guna memohon perlindungan dari segala wabah
penyakit dan berbagai bencana yang ditimbulkan dari Gunung Merapi dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Prosesi upacara tradisional seperti biasa diawali dengan sebuah
kepala kerbau yang dibalut kain mori dan sejumlah sesaji tumpeng gunung
dari nasi jagung dibuat gunungan di arak keliling kampung dengan obor
oleh puluhan warga menuju Joglo Merapi.
Kepala kerbau dan sesaji tumpeng gunung tersebut setibanya di Joglo
Merapi, berdoa bersama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan kemudian
kepala kerbau dilabuhkan ke puncak Merapi, sedangkan sesaji tumpengan
diperebutkan warga yang mengikuti upacara.
Menurut Kepala Desa Lencoh, Amardi, Kepala kerbau sebagai sesaji
setelah dilakukan doa bersama kemudian dibawa dengan dipikul oleh
sejumlah warga diiringi barisan pembawa penerangan obor menuju ke puncak
Merapi, sekitar pukul 00.15 WIB.
Kepala kerbau sebagai sesaji untuk dilabuhkan ke puncak Gunung
Merapi atau tepatnya di lokasi Pasar Bubrah sejauh sekitar empat
kilometer dari Joglo Merapi ini.
"Upacara tradisi sedekah gunung sudah dilakukan turun temurun sejak
zamannya sinuwun ke-VI Kraton Surakarta sekarang," katanya.
Menurut dia, dari kepercayaan warga lereng Merapi dengan upacara
tradisi tersebut agar diberikan perlindungan dari bahaya bencana maupun
wabah serta memohon hasil pertanian yang melimpah.
Menurut Tumar salah satu tokoh masyarakat di Desa Jrakah Selo,
bahwa upacara tradisi sedekah gunung di lereng Merapi, pengunjung
mencapai sekitar tiga hingga empat ribu orang.
"Masyarakat hadir mengikuti upacara hingga selesai. Gunungan berupa
nasi jagung dan lauk pauknya kemudian untuk diperebutkan," kata Tumar.
Menurut dia, warga percaya yang mendapatkan nasi jagung akan
menjadi berkah pada malam 1 Sura kalender jawa. Mereka yang bertani
tanah menjadi subur dan panen melimpah, sedangkan yang usaha lain juga
akan berhasil dan sukses.
Asisten II Setda Boyolali, Syawaludin, mewakili Bupati Boyolali
Seno Samodro yang berhalangan hadir, mengatakan, upacara tradisional
sedekah gunung yang masih dilestarikan sebagai kearifan lokal hingga
sekarang diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung baik lokal maupun
dari luar negeri.
Pada upacara tradisi sedekah gunung tersebut sebelumnya juga
dimeriahkan sejumlah seni tari budaya lokal seperti tari keprajuritan
dan topeng ireng yang menjadi kesenian ciri khas warga Merapi. (WDY)
Ribuan Warga Merapi Upacara Sedekah Gunung
Sabtu, 25 Oktober 2014 7:41 WIB