Taipei (Antara Bali) - Lembaga bimbingan belajar Taiwan Knowledge Bank (TKB) merangkul Perhimpunan Pelajar Indonesia untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi pelajar Indonesia di Taiwan.
Keduanya bersama Persatuan Pelajar Indonesia di Taiwan (Perpita) akan membangun sistem informasi terpadu mengenai lembaga pendidikan di Taiwan dan Indonesia.
"Program ini nantinya sangat membantu pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studinya di Taiwan," kata CEO TKB Maria Chen di sela-sela penandatangan nota kerja sama dengan PPI dan Perpita di Taipei, Minggu.
Taiwan Knowledge Bank bersama PPI dan Perpita akan mengadakan sosialisasi tentang lembaga pendidikan Taiwan di Indonesia.
"Begitu pula, kami membantu pengusaha Taiwan untuk mendapatkan SDM yang andal dari kalangan pendidikan tinggi di Indonesia," ujarnya.
Ia melihat potensi pelajar di Indonesia sangat besar. Namun, hal itu tidak dimanfaatkan dengan baik oleh institusi pendidikan di Taiwan.
Maria menyebutkan bahwa sampai saat ini sekitar 40.000 pelajar Indonesia melanjutkan studi di luar negeri, sekitar 10.000 berada di Tiongkok daratan dan 3.232 pelajar di Taiwan.
"Kami akan bantu informasikan pelajar Indonesia mengenai beasiswa, biaya sekolah, mutu lembaga pendidikan, dan bahasa pengantar di sekolahan," ujarnya.
Ketua PPI Taiwan Dedi Fazriansyah Putra mengakui bahwa informasi mengenai pendidikan di Taiwan bagi pelajar Indonesia sangat minim.
"Oleh karena itu perlu ada web berbahasa Indonesia mengenai lembaga dan sistem pendidikan di Taiwan," ujarnya didampingi Ketua Perpita Wanda Callista Sandra.
Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata dan Perhubungan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Agung Sepande menyambut positif inisiatif TKB bersama PPI dan Perpita.
"Sekolah di Taiwan itu jauh lebih murah dibandingkan dengan di negara-negara lain. Bahkan, menurut Dirjen Dikti biaya kuliah Phd di Australia bisa mencapai Rp1,2 miliar. Biaya sebesar itu bisa menyekolahkan empat sampai enam orang untuk bisa meraih gelar Phd di Taiwan," ujarnya. (WDY)