Denpasar (Antara Bali) - Pengurus Provinsi Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Bali mengharapkan pengajuan prasarana panahan agar segera dibantu oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali untuk persiapan ajang PON Remaja di Surabaya, Jawa Timur.
"Kami sudah mengajukan proposal sejak 2010 lalu ke KONI Bali untuk dibantu membeli prasarana panahan bagi atlet yang akan ke PON Remaja mendatang," kata Ketua Umum Perpani Bali, Soni Gatot Harianto di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan sampai saat ini bantuan untuk prasarana bagi atlet panahan tersebut belum direalisasi sehingga pihaknya merasa cabang olahraga panahan terkesan kurang mendapat perhatian.
Soni mengungkapkan bahwa sudah beberapa kali mengajukan bantuan dana untuk pembelian prasarana panahan ke KONI Bali itu. Namun, tidak kunjung ada hasil.
"Sempat saya konfirmasi ke pihak KONI Bali malahan proposal yang saya ajukan dihilangkan dan dikatakan terselip di beberapa berkas lain," ujarnya.
Ia menambahkan bantuan dana yang tidak kunjung keluar tersebut dikatakan oleh pengurus KONI Bali agar bersabar menunggu hasil perubahan anggaran.
"Padahal atlet Bali saat ini rata-rata masih minim prasarana itu dan anak panah yang sudah lama juga tidak diganti," ujarnya,
Selain itu, prasarana lain yang sudah rusak yakni string, erores, dan fisir yang sudah seharusnya dilakukan peremajaan sehingga para atlet yang mempersiapkan diri ke ajang PON Remaja dapat dengan baik berlatih.
Pihaknya mengakui sedikit kecewa. Namun, tetap berharap agar KONI Bali segera memberikan bantuan prasarana tersebut karena dari segi kualitas atlet sendiri sudah sangat baik dan sepantasnya prasarana juga menyesuaikan lebih baik lagi.
"Untuk meraihan prestasi atlet Bali sendiri kedepannya apabila prasarana belum memadai dapat mempengaruhi niat atlet untuk mengikuti cabor panahan akan menurun," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Bali, I Ketut Suwandi mengatakan hal tersebut sudah diketahuinya jauh-jauh hari dan pihaknya menampik tudingan tersebut bahwa pengajuan dana prasarana itu tidak direalisasikan. Namun, akan dilakukan secara bertahap.
"Banyak cabang olahraga lain yang memiliki problem dan kepentingan yang sama. Namun, saya mengimbau untuk tetap bersabar," ujar Ketut Suwandi. (WDY)