Sanur (Antara Bali) - Kreasi musik ala Balawan dengan bantuan nada etnik mengiringi tembang dan tari Bali dibawakan Ayu Laksmi, mampu memikat ribuan penonton, termasuk ratusan wisatawan asing di panggung utama "Sanur Village Festival 2010" kawasan Pantai Sindhu, Rabu malam.
Di saat banyak penonton mulai pulang, terlihat ratusan "bule" dari berbagai negara yang tengah berlibur di sekitar Pantai Sanur, terus menikmati kreasi musik etnik yang didukung penampilan khas Balawan dengan gitar dua leher (doble neck) itu hingga memasuki tengah malam.
Suguhan musik etnik yang mengiringi tembang tempo dulu menggunakan bahasa daerah Bali dibawakan Ayu Laksmi itu, ditampilkan seusai pembukaan Sanur Village Festival (SVF) yang dijadwalkan berlangsung hingga Minggu (8/8).
Setiap Balawan bersama krunya mengakhiri sebuah komposisi dengan ramuan aneka suara alat musik tradisional dan modern, para "bule" itu seolah menjadi sponsornya, dengan serta merta bertepuk tangan meriah.
Demikian pula ketika Ayu Laksmi yang juga dikenal sebagai pembawa acara itu melantunkan tembang dengan suara meliuk-liuk panjang sambil menari dan bergerak kesana-kemari, juga mendapat sambutan semarak.
Kursi pada deretan meja undangan utama yang telah ditinggalkan oleh para pejabat dan kalangan pengusaha pariwisata, terlihat didominasi keberadaan wisatawan berkulit putih yang dengan santai menikmati musik etnik istimewa tersebut.
Mereka umumnya sambil menikmati aneka makanan yang dibeli dari stan-stan di seputar panggung utama. Aneka hidangan nasional dan internasional itu disajikan oleh juru masak berbagai hotel dan restoran dengan harga yang tergolong murah.
Banyak jenis makanan yang ditawarkan hanya seharga Rp30 ribu hingga Rp50 ribu, selain tersedia aneka minuman yang biasa menjadi santapan wisatawan asing maupun domestik.
Sementara di lapangan terbuka kompleks pondok kawasan Inna Grand Bali Beach, terlihat dipenuhi ratusan penonton yang duduk di atas rumput guna menyaksikan seni pertunjukan wayang kulit.
Pertunjukan yang disebut "Wayang Cengblong" itu menghadirkan dalang Sidia yang memiliki kekhasan penuh suasana keriuhan dan canda. Kehadiran wayang tersebut seolah mampu menghibur kerinduan penggemar dari kalangan masyarakat setempat.
Menurut Ketua Panitia SVF 2010 Ida Bagus Gede Sidharta Putra, pesta seni budaya tahunan itu sedianya dibuka Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, namun batal karena keterbatasan waktu.
"Ibu Menteri hanya sempat di sini tiga jam. Setelah meresmikan Pasar Sindhu yang telah ditata menjadi pasar tradisional bernuansa modern, beliau segera terbang ke Jakarta lagi karena ada hal yang lebih penting," katanya.
Suasana pembukaan SVF tersebut terlihat semarak hampir di seluruh area kegiatan yang mencapai sekitar 20 jenis, seperti kampung seni, kampung yoga, pameran bonsai dan adenium serta lainnya.(*)