Yogyakarta (Antara Bali) - Tim peneliti Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada mengembangkan melon unggul Tacapa yang ditanam menggunakan media tanam campuran abu vulkanik sisa erupsi Gunung Kelud.
"Abu vulkanik memiliki potensi dapat digunakan untuk campuran media tanam pengganti pupuk komersial," kata koordinator tim peneliti Budi Setiadi Daryono di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, melon yang ditanam pada lahan dengan media tanam campuran abu vulkanik memiliki karakteristik tidak jauh berbeda, baik segi ukuran, rasa, bentuk maupun berat buah.
"Pemanfaatan abu vulkanik sebagai media tanam diharapkan dapat memberikan public awareness bahwa tidak selamanya kita harus bersikap takut atau was-was terhadap bencana, namun sudah saatnya berkawan dengan bencana," katanya.
Anggota tim peneliti Purnomo mengatakan, capaian yang telah diperoleh dalam pengembangan melon unggul kultivar Tacapa antara lain tahan terhadap jamur tepung, dapat dibudidayakan menggunakan media tanam abu vulkanik.
Selain itu potensial untuk dikembangkan di lahan kritis karst dalam upaya konservasi lahan.
Menurut dia, capaian selanjutnya yang diharapkan antara lain benih-benih melon yang mempunyai karakter morfologis dan agronomis yang unggul, seragam, dan stabil itu dapat disertifikasi dan diproduksi sebagai benih melon komersial unggulan nasional.
"Kami berharap ke depan dapat dikembangkan lebih bagus lagi, khususnya di lahan karst sebagai upaya konservasi lahan," katanya. (WDY)