Yogyakarta (Antara Bali) - Tim peneliti Fakultas Biologi Universitas
Gadjah Mada mengembangkan melon unggul Tacapa yang ditanam menggunakan
media tanam campuran abu vulkanik sisa erupsi Gunung Kelud.
"Abu vulkanik memiliki potensi dapat digunakan untuk campuran media
tanam pengganti pupuk komersial," kata koordinator tim peneliti Budi
Setiadi Daryono di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, melon yang ditanam pada lahan dengan media tanam
campuran abu vulkanik memiliki karakteristik tidak jauh berbeda, baik
segi ukuran, rasa, bentuk maupun berat buah.
"Pemanfaatan abu vulkanik sebagai media tanam diharapkan dapat
memberikan public awareness bahwa tidak selamanya kita harus bersikap
takut atau was-was terhadap bencana, namun sudah saatnya berkawan dengan
bencana," katanya.
Anggota tim peneliti Purnomo mengatakan, capaian yang telah
diperoleh dalam pengembangan melon unggul kultivar Tacapa antara lain
tahan terhadap jamur tepung, dapat dibudidayakan menggunakan media tanam
abu vulkanik.
Selain itu potensial untuk dikembangkan di lahan kritis karst dalam upaya konservasi lahan.
Menurut dia, capaian selanjutnya yang diharapkan antara lain
benih-benih melon yang mempunyai karakter morfologis dan agronomis yang
unggul, seragam, dan stabil itu dapat disertifikasi dan diproduksi
sebagai benih melon komersial unggulan nasional.
"Kami berharap ke depan dapat dikembangkan lebih bagus lagi,
khususnya di lahan karst sebagai upaya konservasi lahan," katanya. (WDY)
UGM kembangkan melon unggul bermedia abu vulkanik
Minggu, 27 Juli 2014 6:41 WIB