Kupang (Antara Bali) - Personel Tentara Nasional Indonesia dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia dan Timor Leste memperketat penjagaan jalan-jalan kecil di wilayah perbatasan selama pemilihan presiden dan wakil presiden.
"Kami mulai melakukan pengawasan dan pemantauan ketat untuk sejumlah 'lintasan tikus' yang biasa dijadikan arus masuk-keluar warga ke Indonesia di Kabupaten Belu, Malaka dan Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio saat dihubungi dari Kupang, Sabtu.
Dia mengatakan, pengetatan pengawasan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya mobilisasi massa saat pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia pada 9 Juli 2014.
Apalagi, lanjut dia, hari ini merupakan waktu pemungutan suara Pemilu Presiden RI 2014 bagi Warga Negara Indonesia di Timor Leste. "Jadi penting untuk kita jaga sejumlah 'lintasan tikus' ini," katanya.
Ia menambahkan, penguatan perbatasan utamanya akan dilakukan pada tiga hari menjelang sampai tiga hari setelah pemungutan suara tanggal 9 Juli.
Komandan Batalyon Infantri 742/SWY akan menggeser personel di pintu utama perbatasan negara di Mota Ain, serta melakukan pemeriksaan data pelintas batas secara lebih mendalam kepada setiap pelintas batas pada tiga hari sebelum sampai tiga hari setelah pencoblosan.
"Mungkin akan kita lakukan pemeriksaan mendalam kepada setiap pelintas batas, dengan kita periksa jarinya. Jika sudah bertinta akan kita awasi untuk tidak menyalahgunakan hak pilihnya," katanya.
Dia telah melakukan koordinasi dengan seluruh penyelenggara di daerah, termasuk Komisi Pemilihan Umum Belu, untuk mendapatkan data pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 di daerah itu, di antaranya data daftar pemilih dan tempat pemungutan suara.
"Prinsipnya kita tetap memantau dan melakukan pengawasan ketat di setiap jalur lintasan yang menjadi tugas dan wewenang Satgas Pamtas," kata Fransiskus. (WDY)