Jakarta (Antara Bali) - Anggaran promosi pariwisata Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dipangkas sebesar Rp62,616 miliar, menjadi hanya Rp373,025 miliar.
"Jadi setelah penghematan dan pemotongan belanja, direktorat kami pagunya sebesar Rp373,025 miliar dari sebelumnya Rp435 miliar," kata Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty di Jakarta, Rabu.
Kemenparekraf, tahun ini mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp1,7 triliun, kemudian dipangkas Rp197,222 miliar menjadi hanya Rp1,5 triliun.
Esthy berpendapat penghematan dan pemotongan belanja tersebut sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pencapaian kinerja prioritas kementerian, namun pihaknya akan berupaya untuk tetap melaksanakan target-target kinerja semaksimal mungkin.
Beberapa pos yang dihemat di antaranya acara promosi di luar negeri dari yang semula 59 acara menjadi hanya 51 acara.
"Selain itu pengadaan barang dan jasa termasuk kendaraan baru, lalu perjalanan-perjalanan yang tidak terlalu signifikan," katanya.
Esthy pun menekankan pada upaya promosi kerja sama dengan mitra di daerah maupun pelaku industri, selain juga memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana promosi pariwisata.
"Jadi, optimalisasi promosi seperti itu yang kita lakukan karena target-target kinerja juga tidak kami koreksi bahkan kami optimistis kedatangan turis asing akan mencapai 9,5 juta sampai tutup tahun ini," kata Esthy.
Ia juga mengatakan tidak akan menghentikan atau membatalkan kontrak-kontrak kerja yang sudah berjalan dengan pihak ketiga meskipun anggaran terpaksa dipangkas.
Menurut dia kontrak-kontrak kerja sama yang sudah ditandatangani baik dengan mitra lokal maupun asing harus tetap berjalan sesuai komitmen yang disepakati, karena jika dibatalkan justru berpotensi menimbulkan kerugian negara. (WDY)