Denpasar (Antara Bali) - Pedagang pintu rumah di Kota Denpasar, Bali, makin menjamur seiring maraknya pembangunan properti atau perumahan di sejumlah lokasi di Denpasar, Badung, dan Tabanan.
"Makin banyaknya penjual kusen dan daun pintu di sejumlah pinggiran ruas jalan memicu persaingan antarpedagang yang tentunya berimbas pada harga jual yang melemah," ujar salah seorang pedagang, Pujianto di Denpasar, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa persaingan antarpedagang juga akan semakin sengit, harga yang ditawarkan oleh setiap pedagang juga bermacam-macam, namun ujung ujungnya harga jual tidak memuaskan karena ada yang banting harga.
Menurut dia, standar kualitas barang menjadi kacau karena terkadang pedagang menjual murah yang sudah tentu memiliki kualitas barang yang lebih rendah, akan tetapi harga mahal juga tidak menjanjikan kualitas barang yang didapat juga akan lebih bagus.
Ia membandingkan pada 2008-2010 pedagang daun pintu masih sangat sedikit, tiap bulannya dirinya mengaku mampu menjual 250 keping daun pintu, namun sekarang hanya sepertiganya saja belum tentu bisa terjual.
Untuk mendapatkan kualitas yang bagus maka dalam pembuatan daun pintu juga harus mengunakan bahan yang berkualitas tinggi dan biasanya kayu yang digunakan untuk membuat daun pintu yaitu kayu mahoni atau kayu jati.
Sedangkan terkait harga yang ditawarkan juga berberda-beda tergantung dari bahan yang digunakan, biasanya daun pintu dari kayu mahoni seharga Rp400.000 dan kalau dari kayu jati biasanya seharga Rp700.000.
Ia menjelaskan bahan kayu yang digunakan untuk membuat daun pintu biasanya didatangkan dari Jawa yang biasanya kayu-kayu tersebut sudah di belah-belah menjadi potongan kecil sehingga di sini cuma tinggal memperhalus dan merakitnya," tambah pujianto. (SRW/ADT)