Denpasar (Antara Bali) - Produsen baja lapis ringan untuk pembuatan rangka baja dan penutup atap, BlueScope Indonesia membidik pasar kebutuhan perumahan di Bali karena potensi bisnis yang besar, sebagai daerah tujuan wisata dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
"Kami memiliki porsi yang paling besar untuk memenuhi kebutuhan baja lapis di Indonesia dan berharap ada penetrasi yang kuat untuk pasar di Bali," kata Presiden Direktur PT NS BlueScope Indonesia Simon Linge di Denpasar, Sabtu.
Menurut Simon, pertumbuhan kebutuhan baja lapis di Indonesia selama 10 tahun terakhir meningkat sekitar lima persen per tahun menjadikan produsen tersebut optimistis mampu merebut pangsa pasar salah satunya di Bali yang dinilai sangat menjanjikan.
Pasar di Bali, lanjut dia, cukup menantang karena ada aturan pembangunan misalnya untuk rumah tradisional yang harus menaati estetika ciri khas Pulau Dewata sehingga pihaknya menyediakan produk spesifik yang cocok memberikan kesan alami.
Saat ini kapasitas produksi perusahaan itu mencapai 250 ribu ton per tahun dari total permintaan di pasar nasional Indonesia mencapai sekitar 1,3 juta ton per tahun.
Sementara itu Vice President Channel and Business Development Tirta Prabowo menambahkan bahwa meski saat ini sektor properti melambat di sebagian besar wilayah Indonesia, namun indikator optimisme pasar di Bali sangat besar bila mencermati pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata yang menunjukkan tren positif dan merupakan daerah tujuan wisata dunia.
"Potensi di Bali sangat menjanjikan untuk pasar atap metal dan rangka atap baja ringan karena Bali tujuan wisata baik dalam maupun luar negeri," katanya.
Untuk mendongkrak pasar di Pulau Dewata pihaknya menggandeng CV Bintang Bali Cemerlang untuk kerja sama merek guna menyasar target pasar yang dibidik yakni perumahan, hotel, vila, hingga segmentasi proyek, industri, ritel dan manufaktur. (DWA)