Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai mengarahkan
pengembangan energi terbarukan hidro dengan memanfaatkan aliran-aliran
sungai besar di Tanah Air.
"Hidro yang mau didorong setelah ini, karena potensinya besar dan
24 jam. Sehingga ini firm capasity, bukan seperti tenaga surya yang
hanya substitusi hanya empat jam peak-nya," kata Direktur Aneka Energi
Baru Terbarukan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Alihudin
Sitompul di Jakarta, Sabtu.
Sumber energi hidro yang begitu besar selama ini, menurut dia,
belum seluruhnya tergarap maksimal dan hanya terbuang begitu saja.
"Selama ini air-air hanya terbuang, bisa dibayangkan berapa mega
watt energi terbuang ke laut. Kapuas, Barito, Musi, kalau untuk PLTA kan
bisa dibendung, dimanfaatkan," ujar dia.
Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang memanfaatkan
energi hidro, menurut dia, dapat dibangun lebih cepat dibandingkan
membangun pembangkit-pembangkit lain.
"Katakan kita bangun empat megawatt PLTA, hanya butuh enam bulan
selesai. Tapi kalau satu megawatt PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga
Surya), butuh waktu paling tidak dua tahun," ujar dia.
Dalam beberapa tahun terakhir Kementerian ESDM, kata Alihudin,
telah memantau lokasi-lokasi yang tepat dibangun pembangkit listrik
dengan energi terbarukan ini. Lokasi yang memang membutuhkan energi
besar.
Daerah, menurut dia, juga perlu didorong untuk mulai memikirkan
pemenuhan energinya secara mandiri. Pemerintah Daerah (Pemda) dapat
menenderkan sendiri proyek pembangunan pembangkit bertenaga hidro ini
agar mandiri.
"Tapi itu semua tergantung Pemdanya, mau tidak berinvestasi untuk mengembangkan wilayahnya," ucap Alihudin.
(WDY)
Pengembangan Energi Terbarukan Diarahkan ke Hidro
Minggu, 1 Juni 2014 8:17 WIB