Nunukan (Antara Bali) - Organisasi Pemuda Penjaga Perbatasan RI Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Utara mengakui Malaysia seringkali melakukan rayuan-rayuan
kepada masyarakat yang tinggal di perbatasan Indonesia-Malaysia di
Kecamatan Lumbis Ogong.
Ketua Dewan Pendiri Pemuda Penjaga Perbatasan RI Kabupaten Nunukan,
Lumbis di Nunukan, Sabtu menegaskan, negara tetangga seringkali
melakukan rayuan-rayuan kepada masyarakat di wilayah itu.
Lumbis menjelaskan, rayuan-rayuan tersebut menggunakan NGO (non
goverment oragnitation) di negara itu dalam berbagai bentuk kegiatan
yang memang sangat dibutuhkan masyarakat setempat yang tidak diperoleh
dari pemerintah daerah maupun pusat.
Ia menyontohkan, beberapa kali NGO Malaysia melakukan pengobatan
kesehatan gratis kepada masyarakat Indonesia di Kecamatan Lumbis Ogong
khususnya di Desa Simantipal dan Sinapal yang berbatasan langsung dengan
Kampung Bantul Negeri Sabah Malaysia.
Menurut dia, tapal batas kedua negara di wilayah hanya menggunakan sungai yang dapat dijangkau hanya sekitar lima menit.
Sekaitan dengan adanya perhatian dari NGO Malaysia, Lumbis
mengatakan masyarakat di wilayah itu sangat senang sehingga berpotensi
mengikis rasa cinta Tanah Air kepada negaranya sendiri (Indonesia).
"Masyarakat di perbatasan Lumbis Ogong seringkali diberikan bantuan
secara gratis oleh Malaysia melalui NGO miliknya yang membuat masyarakat
sangat senang," kata Lumbis kepada Antara di Nunukan.
Selain pengobatan kesehatan gratis, masyarakat Kecamatan Lumbis pada
dua desa itu juga seringkali mendapatkan bantuan pakaian gratis dan
penerangan listrik dari pemerintah Malaysia, kata dia.
Pemuda Penjaga Perbatasan yang senantiasa berkomitmen menjaga NKRI,
dia mengaku telah seringkali menyampaikan kepada masyarakat di wilayah
itu dan tidak dapat berjuang sendiri tanpa adanya keterlibatan
pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi hal itu.
Untuk sementara, kata Lumbis, langkah yang dilakukannya adalah
dengan menyatukan seluruh pemuda di wilayah perbatasan khususnya di
kecamatan itu untuk menyuarakan kondisi tersebut karena disadarinya
kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di wilayah
perbatasan.(WDY)
Pemuda Penjaga Perbatasan Akui Malaysia Sering Merayu
Sabtu, 24 Mei 2014 20:18 WIB