Jakarta (Antara Bali) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku lega PT Pertamina (Persero)
dan PT PLN (Perseo) segera menandatangani kesepakatan jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) untuk 8 lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) atau proyek geothermal yang sedang dikerjakan Pertamina.
"Senin (28/4), ke dua pihak sudah sepakat menandatangani PPA. Lega
karena untuk mencapai kesepakatan itu saya sempat harus menggebrak
meja," kata Dahlan, di Kantor Garuda Maintenance Facilites (GMF),
Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Kamis.
Menurut Dahlan, sejauh ini dari 9 lokasi yang ditawarkan disepakati
PPA pada 8 lokasi, dengan skema harga yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan catatan, 8 proyek geothermal tersebut antara lain PLTP
Lumut Balai 1-2 110 MW (Sumatera), PLTP Lumut Balai 3-4 110 MW
(Sumatera), PLTP Ulu Belu 110 MW, PLTP Lahendong 40 MW (Manado), PLTP
Kamojang 30 MW (Jabar), PLTP Hulu Lais 110 MW (Sumatera), PLTP Sungai
Penuh 55 MW (Sumatera), dan PLTP Karaha 50 MW (Jabar).
Proyek geothermal dengan total investasi sekitar Rp15 triliun
dengan kapasitas 600 megawatt (MW) itu sempat mangkrak karena harga jual
yang belum kunjung mencapai kesepakatan.
Pertamina ingin menjual listrik dengan harga tinggi yakni 9,7 sen
dolar AS/kwh, sedangkan PLN menawar dengan harga rendah yakni 9,1 sen
dolar AS/kwh.
Dahlan yang juga mantan Dirut PT PLN ini menjelaskan tidak ada alasan untuk menunda perjanjian jual beli.
"Saya sudah cukup menggebrak, masak saya harus membalikkan meja lagi?," ujar Dahlan. (WDY)
Dahlan Gebrak Meja, Pertamina-PLN Langsung Tandatangan Kontrak
Kamis, 24 April 2014 11:44 WIB