Medan (Antara Bali)- Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menegaskan
Kementerian Pertanian keberatan dengan rencana penghapusan bea masuk
biji kakao impor.
"Penghapusan bea masuk importasi biji kakao merupakan pukulan berat
bagi petani. Karena itu Kementan akan mendiskusikan soal itu," katanya
usai acara Apel Siaga Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan
Penyerahan Kontrak Kerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh
Pertanian (THL TB PP) tahun 2014 di Medan, Senin.
Dia juga mengakui, bea masuk kakao yang menjadi nol persen dari 5 persen sebelumnya dikhawatirkan petani membuat harga kakao dalam negeri atau lokal menjadi turun.
Padahal, harga jual komoditas itu di dalam negeri sedang cukup bagus.
Menurut dia, keberpihakan kepada petani perlu semakin ditingkatkan
agar masyarakat tetap mencintai sektor itu yang sudah memberikan andil
besar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
"Yang pasti soal bea masuk kakao nol persen akan dibicarakan
Kementan lagi ke kementerian terkait seperti Kemendag, Kemenperin dan
Kemenkeu," katanya.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, di Jakarta 2 April 2014,
menyebutkan, Pemerintah berencana menghapuskan atau menjadi nol persen
bea masuk biji kakao itu dari sebelumnya lima persen.
Menurut Lutfi, usul penghapusan bea masuk itu datang dari Asosiasi
Industri Kakao Indonesia (AIKI) dan setelah diperhitungkan, maka
Kemendag memberikan prioritas pada penghapusan bea masuk itu.
Ketua Umum AIKI Pieter Jasman, mengatakan selama ini pasokan biji
kakao lokal yang sekitar 480.000 ton/ tahun masih belum mencukupi
kebutuhan industri yang sudah berkapasitas 600 ribu ton/tahun sehingga
harus terus mengimpor.
Pieter menegaskan, penghapusan bea masuk impor biji kakao tidak akan
berdampak pada petani kakao lokal karena perusahaan dipastikan tetap
membeli kakao petani. (WDY)
Kementan Keberatan Bea Masuk Kakao Dihapuskan
Selasa, 8 April 2014 9:06 WIB