Denpasar (Antara Bali) - Kepala Kepolisian Daerah Bali Irjen Pol Albertus Julius Benny Mokalu mengingatkan pada jajarannya bahwa sesungguhnya semua daerah di Pulau Dewata masuk kategori rawan konflik menjelang Pemilu Legislatif 2014.
"Menurut konsep sekarang, semua daerah rawan, karena kita tidak tahu kegiatan masyarakat yang terlihat tenang tetapi tiba-tiba saja bisa muncul konflik," katanya usai penandatanganan Kesepakatan Bersama Pemilu Damai, di Denpasar, Senin.
Menurut dia jika dikatakan daerah yang ini rawan dan tidak rawan, namun tiba-tiba muncul konflik justru akan menyebabkan jajaran kepolisian kewalahan untuk melakukan pengamanan.
"Kami selalu sampaikan kepada Kapolres maupun masyarakat bahwa semua tempat itu rawan supaya kita waspada," ucapnya.
Benny tidak memungkiri memang untuk beberapa daerah dengan karakteristik tertentu ada skala prioritas pengamanan seperti di Kabupaten Buleleng karena sering terjadi kelompok masyarakat melakukan unjuk rasa, demikian juga di Kabupaten Gianyar yang sempat terjadi perkelahian oknum ormas.
"Berarti itu bisa menjadi menjadi data awal kerawananan, maka dari itu di tempat tersebut akan dilakukan peningkatan patroli dan pembinaan masyarakat lebih banyak," ujarnya.
Dari data awal tersebut, tambah dia, bagaimana upaya kepolisian dan masyarakat untuk mengubah konstelasi daerah yang rawan menjadi aman.
Untuk pengamanan Pemilu 2014 di Bali, pihaknya akan menerjunkan seluruh personel Polda Bali yang jumlahnya lebih dari 12 ribu itu dan nanti tidak ada yang istirahat maupun cuti.
Sedangkan jika terjadi pelanggaran pemilu, menurut Benny sudah ada penegakan hukum terpadu (Gakumdu) pemilu. Ketika ada pelanggaran yang mengarah pada tindak pidana, maka akan diproses sesuai peraturan yang berlaku. (LHS)