Jakarta (Antara Bali) - Seniman Didik Nini Thowok mengkolaborasikan dua tarian dari kebudayaan beda negara, yakni tarian Noh dari Jepang dan tarian Bedhaya dari Indonesia yang bernama Bedhaya Hagoromo.
"Kami mengkolaborasikan Noh dengan Bedhaya dari keraton Yogyakarta, saya beri nama Bedhaya Hagoromo. Ceritanya soal Jaka Tarub. Hagoromo itu saya ambil dari tarian Noh yang saya pelajari," ujar Didik Nini Thowok usai menonton pertunjukan tari Noh di Jakarta, Kamis malam.
Didik mengatakan, penggabungan dua budaya tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk kostum para penari, dimana Didik memasukkan unsur Jepang dalam kostum pemeran Botak dan Buncit, serta menambahkan kipas khas Jepang pada properti si penari, selain selendang.
"Selain itu, penari yang di tengah pada saat masuk cerita, menggunakan topeng seperti penari Noh. Hal ini belum pernah dilakukan dalam pertunjukan Bedhaya," kata Didik.
Menurut Didi, awalnya ia ragu mengkolaborasikan kedua tarian tersebut, mengingat Bedhaya merupakan salah satu tarian tradisional Indonesia yang sakral dan baku, namun setelah berkonsultasi dengan berbagai pihak, akhirnya ia yakin bahwa kolaborasi tersebut tidak menyalahi aturan.
"Jadi, memang eksplorasinya cukup lama. Tapi, akhirnya tarian ini bisa diterima masyarakat, karena banyak seniman yang menikmati tarian tersebut saat dipentaskan dua kali di Yogyakarta," ujar Didik. (*/ADT)