Mataram (Antara Bali) - Kerusakan infrastruktur menjadi salah satu kendala yang dihadapi petugas Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (M-PLIK) di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Belum semua jalan di Lombok di-`hotmix` sehingga untuk mengunjungi daerah tertentu bisa kami tempuh dalam waktu empat jam," kata Koordinator M-PLIK Lombok, Hermanudin, di Mataram, Senin.
Menurut dia, untuk menjangkau kawasan Sekotong yang berada di ujung barat Pulau Lombok dengan kondisi jalan yang rusak membutuhkan waktu perjalanan selama empat jam.
"Padahal dalam satu hari di satu kecamatan, minimal kami harus mendatangi empat tempat untuk memberikan pelayanan akses internet kepada masyarakat. Keadaan akan semakin sulit ketika dalam kondisi hujan," ucapnya di sela-sela tinjauan lapangan di Kelurahan Monjok Timur, Selaparang, Lombok.
M-PLIK merupakan bagian dari empat program "Desa Pinter" (Desa Punya Internet) yang dilakukan oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI). Desa Pinter dimaksudkan untuk menghilangkan kesenjangan informasi dan pendidikan di Tanah Air.
Hermanuddin menambahkan bahwa dalam M-PLIK dilengkapi enam unit laptop, televisi, dan printer, sedangkan koneksi internetnya menggunakan VSAT sehingga dalam setiap kunjungan harus membawa parabola.
"Pelayanan M-PLIK akan dibuka di areal terbuka yang bisa dilalui jalur mobil dan bisa menampung warga. Oleh karena itu, kami sebelumnya harus meminta izin kepada kepala desa atau lurah setempat. Setiap kunjungan kami, rata-rata selalu ramai oleh kehadiran pelajar," ujarnya.
Pelayanan M-PLIK, jelas dia, juga diarahkan ke pondok pesantren supaya siswa yang mengenyam pendidikan agama tidak gagap teknologi. Selain itu, layanan M-PLIK dimanfaatkan pula oleh masyarakat untuk membayar tagihan listrik dan PDAM secara "online".
Hermanudin mengemukakan total jumlah M-PLIK di Pulau Lombok sebanyak 20 unit yang tersebar di Kabupaten Lombok Barat (5 unit), Kota Mataram (5), Lombok Utara (2), Lombok Timur (4), dan Lombok Tengah (4).
Sementara itu, pelaksanaan PLIK di Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Mataram, yang dikelola oleh keluarga Putu Teddy juga ramai dikunjungi pelajar.
"Tidak jauh dari PLIK kami terdapat lembaga pendidikan dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA. Para guru juga ada ke tempat kami," ujarnya.
Kunjungan pelajar dan masyarakat umum per hari, ucap dia, bisa sampai 50 orang dengan tarif penggunaan internet Rp3.000 per jam.
"Karena banyak dimanfaatkan oleh anak-anak sehingga sengaja kami tidak berikan sekat-sekat antara lima komputer yang tersedia sehingga kami bisa tetap mengawasi mereka," ujarnya.
Ia mengakui dalam tiga tahun pengelolaan PLIK tidak terdapat kesulitan menjaring pengunjung PLIK karena ia juga mengelola fotokopi dan jasa pengetikan yang otomatis ada saja pelajar yang datang. (WRA)