Jakarta (Antara Bali) - Sejumlah wartawan dari Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, mengaku prihatin dengan kekayaan Laut Natuna yang dijarah ratusan kapal ikan asing setiap hari dengan kerugian negara ditaksir mencapai lebih dari Rp5,2 triliun/tahun.
"Kalau malam di wilayah Laut Nanuta gemerlap lampu dari ratusan kapal ikan asing seperti sebuah kota, mereka terus menjarah kekayaan laut dengan rata-rata satu kapal mampu meraup 40 ton ikan sekali berlayar," kata Riky Rinovsky, Ketua Cabang PWI-Reformasi Natuna di Jakarta, Kamis.
Riky yang juga tokoh pemuda Nauta itu menjelaskan, keterbatasan kapal patrol membuat kapal-kapal asing asal China dan Vietman itu leluasa masuk ke perairan Indonesia.
Ironisnya, jika ada kapal asing yang tertangkap, kapal perang dari negara asing akan datang dan berupaya membebaskan dengan ancaman penyerangan seperti insiden tanggal 26 Maret 2013 saat kapal-kapal China bernomor lambung 58081 dengan kapasitas 150 GT ditangkap kapal Patroli Hiu Macan 001 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan. (*/GDE)