Denpasar (Antara Bali) - Universitas Udayana bekerja sama dengan Yamaguchi University menggelar simposium internasional melibatkan ahli perikanan dan kelautan dunia di gedung Pascasarjana Unud, Denpasar, Bali, Senin.
Kegiatan itu bertajuk "Bali International Symposium on South East Asia Environment and Satellite Remote Sensing" atau simposium internasional tentang lingkungan hidup Asia Tenggara dan pencitraan satelit jarak jauh.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari itu dibuka Rektor Unud Prof Dr I Made Bakta, didampingi Prof Miiike, dekan salah satu fakultas pada Yamaguchi University.
Prof Bakta mengatakan, masalah lingkungan memerlukan penanganan yang sangat serius, karena memiliki dampak yang cukup luas, dan manusia dituntut memiliki peran besar dalam menangani permasalahan lingkungan.
Mengingat itu, ia mengharapkan penyelenggaraan simposium kali ini dapat membuat aksi nyata dalam memecahkan masalah lingkungan, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Simposium ini khusus membahas mengenai lingkungan hidup, terutama pada bidang perikanan dan kelautan, termasuk mengenai teknologi yang berkembang pada pengelolaan lingkungan hidup.
Pada kesempatan itu juga diresmikan Kantor Perwakilan Universitas Yamaguchi di lingkungan kampus Unud di Jalan Jenderal Sudirman, Denpasar.
Menurut panitia, simposium mengangkat beberapa isu penting seperti masalah "satellite remote sensing", permasalahan lingkungan di Asia Tenggara dan Pasifik, mitigasi bencana dan masalah kelautan.
Hadir sebagai pembicara tercatat sejumlah ahli dan dari berbagai instansi terkait bidang perikanan dan kelautan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Pembicara pada hari pertama di antaranya Prof Sumi (The University of Tokyo), Prof Tasuku Tanaka (Yamaguchi University), Prof Safwan Hadi (ITB), Dr Yudi Priatno Kaelan (DKP), Dr I Wayan Arthana (Unud), Ketut Swardika (CReSOS), Muh Helmi (Undip), Conway Pene (University of South Pacific).
Sedangkan pada hari kedua dijadwalkan tampil Prof Leonid M Mitnik (Rusia), Ivone Radjawane (ITB), Clara Yono Yanti (LAPAN), Prof Bonar Pasaribu (IPB), Johnson Lumban Gaol (IPB), Kamei (Restec), Wolf Forstreuter (SOPAC), dan Fahmi Amharb (Bakosurtanal).(*)